Dua Kendaraan Ini Jadi Andalan Mahasiswa UGM Tempo Dulu Saat Berangkat ke Kampus

4262

Baca juga: UGM Peringkat 3 Asia Tenggara, Pertahankan Predikat Kampus Terbaik di Indonesia

Lantaran harus mengendarai sepeda, dia musti berangkat sejak pukul 5 pagi.

Namun demikian, tak pernah sekalipun Setiadi membolos kuliah atau terlambat masuk untuk mengumpulkan tugas.

“Saya lupa, berapa kali dan seberapa sering Saya mengalaminya. Saya lupa apakah saat Saya nglaju 20 kilometer PP itu pernah lapar, haus, baju basah kehujanan saat sampai Kampus, kering di badan, dan pulang lagi kehujanan,” tulis Setiadi.

Kebiasaan pulang pergi menggunakan sepeda seolah menjadi budaya di Kampus Kerakyatan pada tahun 1980-an.

Hal itu  diakui Dr. Suhandano, M.A saat mengenang masa kuliah pada tahun tersebut.

Baca juga: 3 Anggota KAGAMA Raih Penghargaan di Bidang Kesehatan pada HUT ke-123 Kota Balikpapan

Suhandano, yang kini menjabat sebagai Ketua Departemen Bahasa dan Sastra FIB UGM mengaku terbiasa berangkat kuliah menggunakan sepeda.

“Saya biasanya berangkat kuliah dengan mengendarai sepeda, meskipun kos saya dekat kampus di Klebengan, Yogyakarta, tetapi, kadang kala juga saya pakai untuk nglaju, dari rumah saya di Bantul,” tutur Suhandano kepada Kagama.

Selain sepeda, mahasiswa era 80-an juga akrab dengan colt diesel, yang selanjutnya akrab disebut colt kampus.

Kendaraan ini memiliki bak terbuka dan diberi atap.

Kenangan soal colt kampus dibabar oleh dua guru besar UGM, Prof. Arief Budiman, D. Eng dan Prof. Dr. Agus Sartono, M.B.A. dalam buku yang sama.

Baca juga: Pengalaman 8 Mahasiswa Biologi UGM Ikuti Pertukaran Studi di Negeri Jiran