Dirjen Nizam: Tidak Ada Rencana Pendidikan Militer di Kampus

350
Dirjen Pendidikan Tinggi alumnus UGM, Prof. Nizam menegaskan, tidak ada rencana pendidikan militer di kampus. Foto: Ist
Dirjen Pendidikan Tinggi alumnus UGM, Prof. Nizam menegaskan, tidak ada rencana pendidikan militer di kampus. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Pada Selasa (25/8/2020) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) duduk bersama untuk merencanakan sebuah program kolaborasi.

Program tersebut adalah Komponen Cadangan (Komcad) yang berisikan muatan pendidikan militer.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Nizam, mengatakan, memasukkan Komcad sebagai Satuan Kredit Semester (SKS) bisa menjadi opsi. Namun, perlu keterlibatan rektor untuk pembahasan lebih lanjut.

“Program Komcad adalah programnya Kemenhan. Kemdikbud mendukung sebagai bentuk pemenuhan hak masyarakat untuk bela negara. Bisa disinergikan dengan program kampus merdeka.”

“Program ini adalah bagian dari kompetensi sarjana, jadi sangat relevan untuk dijadikan SKS. Karena itu, kami perlu membahas dengan pimpinan perguruan tinggi,” kata Dirjen Nizam, melansir laman Medcom.

Dekan Fakultas Teknik UGM periode 2017-2020 itu menilai, Komcad dapat dimasukkan dalam SKS karena menunjang kompetensi lulusan.

Baca juga: KAGAMA Manado Bagikan Masker Sekaligus Promosikan Jenis Kera Langka

Pasalnya, Komcad tidak hanya melatih secara fisik. Namun, juga melatih beberapa hardskill dan softskill seperti kepemimpinan, teamwork, dan leadership.

“Karena pendidikan militer itu tidak hanya latihan fisik. Tapi belajar strategi, strength, weakness, oportunities, thread (SWOT) analisis, kemudian problem solving dengan cepat. Itu diajarkan di militer,” ujar Nizam.

“Dengan itu, kemampuan berpikir kritis sarjana akan terlatih. Kemampuan berpikir kritis ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan di mana masa ini banyak sekali kompleksitas,” terang alumnus Teknik Sipil UGM tersebut.

Di sisi lain, Nizam menegaskan, Komcad bukanlah upaya militerisasi kampus, melainkan pengembangan dari pengetahuan bela negara.

“Program ini sama sekali bukan militerisasi kampus. Tidak ada rencana pendidikan militer di kampus. Program ini semangatnya cinta negara yang merupakan sebuah keharusan, jadi mohon dilihat secara positif,” ucap Nizam.

Baca juga: Kata Profesor Iin Handayani, Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa’ Sudah Tak Cocok Lagi untuk Generasi Z