Padahal, kata Nizam, pembelajaran online bisa memperkaya wawasan dan pengetahuan yang tidak didapat dari pembelajaran offline.
Pihaknya bersyukur pembelajaran online justru berkembang pesat dalam waktu yang singkat di masa pandemi. Meskipun masih ada beberapa keterbatasan yang harus diperbaiki.
Menurut mantan Dekan Fakultas Teknik UGM ini, kebiasaan tersebut harus dipertahankan sebagai bukti bahwa di masa pandemi dunia pendidikan tinggi bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk memajukan pendidikan, baik melalui transformasi digital, pemanfaatan teknologi, maupun penciptaan teknologi.
“Seperti karya pembuatan ventilator untuk penanganan Covid-19 kemarin. Tidak terbayang sebelumnya bisa secepat itu. Di masa normal mungkin butuh waktu bertahun-tahun,” ujar lulusan University of London, Inggris itu.
Kondisi tersebut, kata Nizam, membuka optimisme baru. Pandemi Covid-19 menjadi masa khusus bagi pendidikan tinggi untuk melompat.
Di samping mengarahkan pendidikan tinggi untuk tetap berkarya, Nizam berujar Ditjen Pendidikan tinggi juga melalukan mobilisasi mahasiswa untuk menjadi relawan Covid-19 dan ikut serta dalam KKN tematik penanggulangan Covid-19. Kegiatan para relawan masih berlangsung hingga sekarang.
“Saya berharap kita sama-sama mewujudkan kemandirian teknologi, terus berusaha menciptakan SDM unggul.”
“Jika bencana bisa kita jadikan sebagai titik tolak untuk melakukan lompatan dari apa yang sedang kita kerjakan, maka hal ini menjadi hikmah berupa transformasi yang signifikan, sehingga lahir berbagai terobosan baru yang positif,” pungkasnya. (Kn/-Th)