Dirjen Nizam: Masa Pandemi Jadi Batu Lompatan Pendidikan Tinggi untuk Membuat Terobosan

418
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam meluncurkan buku seri buku Potret Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Foto: Humas DIKTI
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam meluncurkan buku seri buku Potret Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Foto: Humas DIKTI

KAGAMA.CO, JAKARTA – Selama lima bulan terakhir, produktivitas perguruan tinggi justru meningkat dengan siginifikan, baik karya dalam bentuk inovasi teknologi, penelitian maupun publikasi.

Bukti produktivitas ini tertuang dalam seri buku Potret Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19, yang diluncurkan pada Selasa (11/08/2020), secara daring dan langsung.

Terdapat tiga seri dalam buku tersebut, yaitu Penelitian dan Inovasi Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19, Pembelajaran Perguruan Tinggi dan Implementasi Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid-19, dan Pengabdian Perguruan Tinggi di Masa Pandemi Covid-19.

“Ini merupakan satu kompilasi dari banyak kampus dan dari banyak pengalaman langsung dari para akademisi.”

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam meluncurkan buku seri buku Potret Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Foto: Humas DIKTI
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam meluncurkan buku seri buku Potret Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Foto: Humas DIKTI

Baca juga: 19 Tahun Berkarier di Bidang Kehutanan, Korsa Rimbawan Selalu Jadi Kebanggaan Tri Wira Yuwati

“Buku ini juga memuat implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi selama pandemi,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Nizam dalam sambutannya.

Nizam mengatakan, rencananya akan ada beberapa buku lagi yang menyusul.

Dia berharap Ditjen Dikti bisa melakukan peluncuran buku secara rutin untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan memajukan pendidikan bangsa.

Di saat yang sama, kata Nizam, terjadi transformasi digital di dunia pendidikan tinggi dengan pesat.

“Kita sudah hampir 20 tahun mendorong perguruan tinggi untuk memanfaatkan teknologi, sempat membentuk Global Development Learning Network Indonesia, serta berbagai inisiatif pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Namun, pemenfaatan teknologi untuk pembelajaran masih menjadi pemanis saja,” ungkapnya.

Baca juga: Faktor yang Membuat Adaptasi Kebiasaan Baru Sulit Diterapkan di Angkutan Perkotaan