Dirikan Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara Belajar dari Sultan Agung

2838

Pengajaran hanya melahirkan ilmuwan yang jauh dari aspirasi rakyat, sehingga jauh dari karakter kebangsaan.

Konsep pendidikan KHD berakar dari kebudayaan lokal.

KHD terinpirasi dari Sultan Agung yang mengharuskan para pejabat negara memahami budaya dan kesenian.

Untuk itu, ia menggunakan metode belajar Sari Swara yang merupakan sebuah trilogi meliputi wiraga, wirasa, dan wirama.

Wiraga adalah keindahan lahiriah yang bisa dinikmati oleh panca indera. Wirasa yaitu keindahan batin.

Baca juga: Reformulasi Konsep Ajaran Luhur Ki Hadjar Dewantara untuk Pendidikan Nasional

Lalu, wiraga dan wirasa yang baik akan membentuk wirama yakni, karakter hidup.

Priyo mencontohkan orang yang menempuh pendidikan militer.

Mereka berseragam rapi (wiraga), mengucapkan janji prajurit dan menanamkan nilai-nilai nasionalisme dalam diri (wirasa), sehingga membentuk wirama yang mereka tunjukkan dengan sikap bela negara sepanjang hayat.

Jadi, Sari Swara bukan hanya suara verbal, tetapi suara hati.

Sampai saat ini, pendidikan di Taman Siswa masih berusaha konsisten pada jiwa kebangsaan.

Jadi, perguruan Taman Siswa sebenarnya tidak sepenuhnya tertinggal, hanya saja ia punya irama perjuangan berbeda dengan sekolah lain. (Kinanthi)

Baca juga: Guru Besar UGM Paparkan Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara di Forum Internasional