Dirikan Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara Belajar dari Sultan Agung

2840

Namun dibalik itu semua, Taman Siswa berusaha mengajarkan nilai-nilai toleransi.

Menurut Priyo, KHD memang menanamkan nilai-nilai tersebut.

Taman Siswa tidak boleh menjadi sekolah yang eksklusif.

Konsep pendidikan KHD diimplementasikan dalam bentuk boarding school (sekolah dengan tinggal di asrama), demi keberhasilan pendidikan karakter.

“Lama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 24 jam, sehingga bisa efektif,” jelas pria kelahiran 72 tahun lalu itu.

Baca juga: Ingin Wujudkan Ajaran Luhur Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan dilaksanakan tidak hanya saat belajar di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari ketika tinggal di pondok atau asrama.

Semua guru dan siswa berada dalam satu komplek.

“Taman Siswa mengutamakan pendidikan, bukan pengajaran. Untuk itu, Taman Siswa menamakan dirinya perguruan, bukan sekolah. Sekolah sistemnya pesta, berangkat pagi, pulang siang. Sama seperti sistem pendidikan kebanyakan,” jelas Priyo.

Menurutnya, perguruan dengan bentuk boarding school itu baik, karena dapat menumbuhkan kedekatan antara guru dan siswa.

Belajar dari Sultan Agung

Bagi Priyo pengajaran hanya memberikan teori. Tetapi dengan pendidikan, siswa diberikan ilmu-ilmu untuk menghadapi realita hidup.