Dikukuhkan Menjadi Guru Besar, Budi Setiadi Daryono Bicara Genetika dan Babak Baru Ilmu Biologi

1628
Prof. Budi Setiadi Daryono, S.Si.,M.Agr.Sc., Ph.D. Foto: Kinanthi
Prof. Budi Setiadi Daryono, S.Si.,M.Agr.Sc., Ph.D. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Genetika merupakan salah satu ilmu dasar, sehingga penting untuk dikaji. Bila perkembangan dan aplikasi genetika dapat diketahui, maka ilmu ini dapat menjadi fondasi kuat dalam pengembangan ilmu selanjutnya. Sebab abad ke-21 diyakini sebagai ‘Abad biologi’.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Budi Setiadi Daryono, S.Si.,M.Agr.Sc., Ph.D., dalam pidato pengukuhan guru besarnya di Balai Senat UGM, Kamis (25/07/2019), yang mengusung tema kajian Perkembangan dan Aplikasi Genetika Dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Keanekaragaman Genetik.

Budi mengatakan sejak zaman kehidupan masih nomaden, manusia sudah menerapkan konsep genetika melalui domestikasi hewan. Sementara dari sudut pandang budaya Indonesia, pengetahuan manusia tentang genetika tercermin dari budaya yang sangat dekat dengan kita.

“Pengetahuan genetika terkait keturunan dan pewarisannya sudah diterapkan dalam satu peribahasa, yaitu kacang ora ninggalke lanjaran,” ujar Dekan Fakultas Biologi UGM itu.

Artinya, bangsa Indonesia telah berupaya mengamati pewarisan karakter pada diri dan keluarganya. Selain itu, kehidupan masyarakat Jawa sangat dekat dengan istilah niteni, bentuk praktiknya seperti pemilihan calon pendamping sebagai penerus keturunan dengan menerapkan filosofi jawa yakni, bibit, bebet, dan bobot dalam memilih jodoh.

Era Baru Biologi

Budi kemudian menjelaskan tentang perkembangan genomik yang merupakan satu dari sekian banyak aras biologi pada era omics. Hal ini menandai babak baru dari biologi dalam mempelajari organisme secara menyeluruh.

Dalam perjalanannya, genetika tidak hanya berhenti pada aras genomik, tetapi berkembang pada aras pasca genomik.

Pengembangan materi genetik sudah melebihi ekspektasi manusia. “Materi genetik yang semula hanya dimanfaatkan dalam seleksi dan pemuliaan hewan serta tumbuhan, kini sudah dimanfaatkan dalam membuat organisme unggul, vaksin, hormon, menciptakan bio-weapon, dan menopang perekonomian negara melalui produk bioteknologi modern,” ungkap pria kelahiran tahun 1970 itu.

Peran dan aplikasi genetika dalam bidang pangan, khususnya dalam mempercepat proses pengembangan varietas tanaman, salah satunya yaitu pengembangan Marker Asisted Selection (MAS) untuk pemuliaan tanaman.

Baca juga: Hiasan Science Art di Biomart Fakultas Biologi UGM