Dies Natalis ke-50 UGM: Kemunculan Perangko Langka Seharga Rp8,75 Juta

767

Baca juga: Kata Alumnus: Era Digital adalah Peluang Fotografer untuk Personal Branding

Prof. Ichlasul Amal pun kala itu menyatakan sangat bangga karena UGM merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang diabadikan dalam perangko.

Guru Besar FISIPOL UGM ini memandang peluncuran perangko ‘50 tahun Universitas Gadjah Mada’ merupakan sarana promosi UGM ke seluruh dunia.

Hal itu, lanjut Prof. Ichlasul, dapat mengurangi biaya iklan karena sudah dibantu Pos Indonesia.

Selain itu, pria Kelahiran Jember, 1 Agustus 1942, ini menilai perangko Dies Emas merupakan catatan tersendiri alias memori khusus bagi warga Universias Gadjah Mada.

Melalui acara monumental seperti ini dia berharap gaung Dies Natalis akan lebih besar di tengah keterlibatan secara intens dalam suasana reformasi.

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

Dirjen Pos dan Telekomunikasi RI dalam sambutan secara tertulis mengatakan, menyadari kiprah UGM yang telah demikian tinggi dalam dharma bakti bagi kehidupa bangsa.

Oleh karena itu, sudah selayaknya mendapat respons ketika perangko Dies Natalis ke-50 UGM diusulkan.

Menurutnya, UGM layak diabadikan pada umurnya yang setengah abad, mengingat statusnya sebagai universitas tertua dan terbesar di Indonesia.

Kelayakan pengabadian juga dipandang untuk menunjukkan pada masyarakat umum bahwa UGM, yang populer dengan istilah kampus biru, sarat akan pengabdian dan perjuangan.

Selain peluncuran perangko universitas, UGM juga menyelenggarakan lomba burung perkutut dan lomba mancing ikan untuk memeriahkan agenda Dies Natalis.

Ada juga berbagai macam seminar untuk kalangan akademisi. Masjid Kampus yang dibangun sejak 1998 juga direncanakan mulai beroperasi pada saat Dies Natalis. (Ts/-Th)

Baca juga: Berkat Teknologi dan Gaya Hidup, Ahmad Shofi Yakin Regenerasi Petani Akan Terwujud