Dian Nirmalasari: Untuk UGM Apa Sih yang Enggak?

1833

Baca juga: Di Bawah Kepemimpinan Alumni UGM, Pemkab Kutai Timur Pertahankan Penghargaan Ini Empat Kali Berturut-turut

KAGAMA Virtual yang ‘Spontan’

Selain buku, Dian juga membuka Pre Order (PO) kaos bertuliskan ‘Ora Pati Pinter Tapi KAGAMA’.

Mulanya dia menerima beberapa kaos dari salah satu alumni.

Penyediaan kaos ini diniatkan sebagai hadiah lomba, jikalau suatu saat KAGAMA Virtual mengadakan kegiatan lagi.

Kan di grup nggak boleh jualan. Akhirnya Saya cuma posting saja, berpose dengan memakai baju itu dan mengatakan bahwa kaos ini tidak dijual. Eh ternyata banyak sekali yang minat dan ingin beli,” tutur perempuan asal Wonosobo, Jawa Tengah ini.

Dian kemudian berpikir untuk membuka PO kaos, yang dananya nanti dihibahkan untuk donasi beasiswa.

Setelah banyak berdiskusi dengan para alumni, akhirnya diperbolehkan untuk PO kaos.

“Pertama kali saat Saya PO kaos, harganya Rp67.000. Responnya bagus dan banyak, Saya sampai nggak bisa balas karena banyak sekali komentarnya,” jelas ibu tiga anak ini.

Dalam PO kaos batch 1 itu, ada sekian ratus kaos yang dipesan. Sekarang PO kaos ini sudah sampai batch 7.

“Saya terkesan dengan spontanitas teman-teman KAGAMA Virtual. Ketika kita sedang galang dana untuk berbuat kebaikan, respon dari teman-teman cepat sekali.”

“Misalnya, saat bencana alam di Palu, dalam waktu beberapa hari saja bisa terkumpul Rp200 juta untuk donasi,” ungkapnya.

Sampai akhirnya tahun 2019, Dian membentuk KAGAMA Beksan.

Kini sudah ada sebanyak 19 cabang komunitas KAGAMA Beksan yang tersebar di Indonesia.

Bersama beberapa alumni kini Dian juga baru saja membentuk KAGAMA Sekar Gendhing.

Di komunitas ini Dian aktif sebagai penasihat.

“Saya bangga menjadi alumni UGM. Untuk UGM apa sih yang nggak? Bersama-sama kita berusaha menunjukkan bahwa kita alumni yang bermanfaat, minimal buat lingkungan di sekitar,” ujar admin lapangan KAGAMA Virtual ini. (Kinanthi)