Detik-detik Sebelum Ayah Jaka Tingkir Dieksekusi Kerajaan Demak

30837

Baca juga: Lampaui 572 Universitas, UGM Nomor Satu di Indonesia

“Apakah Dimas menganggap bukan bawahan sang raja? Bumi yang kamu pijak, tanah Jawa seisinya semua miliknya yang jadi raja,” cetus sang dalang.

Namun, Ki Kebo Kenanga memberikan penjelasan dengan lembut.

“Allah-lah yang memiliki bumi, apa yang sebenarnya yang dia kehendaki memanggil orang dusun?”

Ki Ageng Tingkir tak habis pikir dengan sikap keras kepala Ki Kebo Kenanga.

Dia pun mengingatkan bahwa Raden Patah adalah paman dari Ki Kebo Kenanga.

Ki Tingkir bahkan menjamin akan mengikuti dari belakang, jika sang adik seperguruan berubah pikiran dan menghadap ke Demak.

“Apakah kamu sudah lupa bahwa dia sungguh pamanmu, benar-benar adik ibumu, barangkali dia kasihan karena menjadi raja dengan kerabat dusun pedalaman,” tutur Ki Ageng Tingkir.

Baca juga: Suka Jeprat-jepret? Ayo Ikuti Kompetisi Foto KAGAMA 2020 dan Rebut Total Hadiah Rp25 Juta!

Untuk diketahui, Ki Kebo Kenanga adalah anak dari Handayaningrat (Ki Ageng Pengging sepuh) dan Dyah Hayu Ratna Pembayun.

Dyah Ratna Pembayun dan Raden Patah adalah anak Brawijaya V (raja terakhir Majapahit) dari ibu berbeda.

“Rasanya tak seperti itu, Kakang. Sungguh mustahil kalau orang yang jadi raja teringat pada kerabat jauh,” ujar Purwadi, mengilustrasikan perkataan Ki Kebo Kenanga kepada Ki Ageng Tingkir.

Cerita selanjutnya, Ki Ageng Pengging meninggal dunia. Konon, dia meninggal setelah Sunan Kudus mengeksekusinya. Meskipun ada yang menyebut dia bunuh diri.

Kematian Ki Ageng Pengging terjadi 10 tahun setelah Ki Ageng Tingkir telah lebih dahulu meninggal dunia.

Satu-satunya anak Ki Ageng Pengging, Mas Karebet, diasuh  janda Ki Ageng Tingkir setelah istrinya menyusulnya pergi.

Kelak Mas Karebet dikenal dengan nama Jaka Tingkir dan menjabat sebagai raja pertama Kesultanan Pajang. (Ts/-Th)

Baca juga: Ketua KAGAMA Batang Ini Pernah Jadi Saksi Patah Hati Teman KKN