Dengan atau Tanpa Pernikahan, Perempuan Tetap Eksis di Ruang Publik

351

Dengan segala keterbatasan, Janirah memanfaatkan pendidikan dari puteri keraton.

Ia jadikan hal ini sebagai motivasi, agar keturunannya bisa mendapatkan pendidikan layak.

Dibuktikan dengan Raras dan Atanaya yang mampu menempuh pendidikan master, sampai bisa mengelola perusahaan.

Menurut mereka, pendidikan dapat membebaskan perempuan dari penilaian rendah terhadap dirinya.

Kendati demikian, setelah sukses mewujudkan eksistensinya, perempuan dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankannya.

Pertemuan perempuan dengan laki-laki membuat pertahanan eksistensi perempuan cenderung goyah.

Namun, ternyata hal ini tidak terjadi dalam novel Aroma Karsa.

Janirah sempat ragu dengan keputusannya, tetapi ia akhirnya memutuskan menikah.

Meskipun Janirah mengakui kekuasaan lagi dengan gelar Prayagung-nya, Ia tidak lantas meninggalkan eksistensinya di ruang publik.

Janirah tekun terhadap pekerjaannya sambil tetap eksis di ruang domestik.

Hal yang sama juga dialami oleh Raras yang tidak menikah.

Raras menjadi ibu sekaligus perempuan yang eksis di ruang publik.

Dua perempuan ini menyerahkan ruang domestik kepada orang lain.

Dari hasil temuan dan analisis dari Kartina, dapat disimpulkan bahwa dengan atau tanpa pernikahan, perempuan tetap mempunyai celah untuk menunjukkan eksistensinya. (Kinanthi)