Demi Bergabung ke UGM, Prof. Soedomo Lepas Jabatan sebagai Bupati

3620

Baca juga: Menyelisik Jejak Presiden Sukarno di Masjid Biru Saint Petersburg, Rusia

Pasalnya, Kampus darurat di Rumah Sakit Tegalyoso (sekarang RS Dr. Soeradji Tirtonagoro) dinilai kurang memadai.

Kala Belanda menyerbu Yogyakarta, Pak Domo dan keluarganya mengungsi ke pedesaan bersama staf Kabupaten.

Mereka selalu tinggal berpindah tempat demi menghindari sergapan tentara Belanda.

Dalam suasana tersebut, Pak Domo sempat dikunjungi oleh Prof. Dr. Sardjito.

Baca juga: Melestarikan Budaya ala KAGAMA Beksan Balikpapan, Anak-anak Diajak Menari

Di saat yang sama, Prof. Sardjito bergerilya memimpin para mahasiswa memberikan pertolongan kepada tentara dan tentara pelajar yang luka-luka dalam pertempuran.

Persahabatan dua dokter itu pun berlanjut setelah peperangan, bahkan makin erat.

Prof. Sardjito yang kemudian menjadi rektor pertama UGM itu rupanya mampu menarik minat Pak Domo untuk bergabung dengan Kampus Perjuangan.

Hal itu diungkapkan oleh putra Pak Domo, Erlianto dalam buku Dari Ngasem ke Sekip, Profil Dekan FKG UGM Periode 1960-2008.

Baca juga: KAGAMA Bali Rencanakan Bangun Rumah Singgah