Dekan Fakultas Biologi UGM Jelaskan Asal Usul Virus Korona, Awalnya dari Flu Biasa

3918
Guru Besar Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., memberikan pandangannya terkait virus korona. Foto: Inur
Guru Besar Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., memberikan pandangannya terkait virus korona. Foto: Inur

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Virus korona yang menggemparkan dunia, menarik perhatian Dekan Fakultas Biologi UGM Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Menurut Budi, virus korona yang lahir di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 ini merupakan jenis baru, yaitu 2019-nCov atau Covid-19.

Virus korona jenis anyar ini dinilai Budi benar-benar ganas.

Hal ini berdasarkan kecepatan penyebarannya baik di Tiongkok maupun belahan negara lain.

Data yang dihimpun Worldometer menunjukkan hingga 18 Februari 2020, jumlah kasus Covid-19 mencapai 65.039 dengan jumlah kematian 1.875 orang.

Baca juga: Wisudawan Terbaik Ini Masuk Departemen Perikanan UGM Berkat Terinspirasi Menteri Susi

Jika melihat ke belakang, korona ditemukan pertama kali pada 1960-an.

Kala itu, korona didentifikasi sebagai virus bronkitis infeksi pada ayam dan 2 virus dari rongga hidung pasien manusia yang awalnya flu biasa.

Kemudian, mengutip pakar, Budi menyebut virus itu kemudian dinamai 4 Human Coronavirus 229E dan Human Coronavirus OC43.

“Korona berasal dari famili virus Coronaviridae, berukuran genom 26–32 kilo pasang basa (bp), yang merupakan ukuran genom yang terbesar untuk virus RNA,” tutur Budi, melansir Jawa Pos.

Secara garis keturunan evolusi (filogeni), korona serupa dengan virus SARS (Severe acute respiratory syndrome) yang ditemukan pada kelelawar.

Baca juga: 30 Tahun Mengabdi, Ketua KAGAMA Sleman Sebut Alumni UGM Low Profile Sejak Dulu