Dayu Purnama, Pegawai BNN DIY Jadi Lulusan Terbaik S2 Fakultas Hukum UGM

1682

Baca juga: Tujuh Momen Menarik Saat Wisuda di UGM

Dijelaskan oleh Dayu, ia harus mewawancari 20 narasumber dari berbagai instansi pemerintah.

Walaupun demikian, ia tidak menjadikan tesis sebagai kendalanya. Sebab sebetulnya kendala tersebut ada dalam diri Dayu sendiri. Kata Dayu, melawan rasa malas butuh usaha yang luar biasa.

“Dari seluruh kendala dan tantangan itu, saya yakin dan percaya akan berlakunya asas hukum Ultra Posse Neno Obligator, artinya seseorang tidak akan diuji melebihi kemampuannya,” ujarnya.

Berbagai kendala dan tantangan Dayu hadapi. Begitu juga dengan kesan mendalam tak luput ikut menyelimuti.

Di satu sisi, selama kuliah ia juga bertemu dengan dosen yang baik, komunikatif, open minded, dan tidak pelit ilmu, bahkan menganggap mahasiswa seperti anak kandung sendiri.

Dayu menjadi lulusan terbaik dan wakil wisudawan Fakultas Hukum. Foto: Istimewa
Dayu menjadi lulusan terbaik dan wakil wisudawan Fakultas Hukum. Foto: Istimewa

Baca juga: Tiga Permasalahan Hukum di Indonesia Menurut Refly Harun

Ada pun kesan mendalam lainnya juga ia rasakan ketika belajar mata kuliah tertentu.

“Mata kuliah Teori Hukum yang UAS-nya selain tentang ilmu dasar hukum, kita juga harus paham dan hafal 72 asas hukum berupa bahasa romawi. Selain itu, kuliah diisi tidak hanya oleh Dosen terkait, tapi juga diisi oleh praktisi sebagai Dosen Tamu,” ungkap perempuan berusia 35 tahun itu.

Masih soal kesan mendalam saat masa-masa kuliah, Dayu merasa betah dengan lingkungan pertemanan di kampus.

Menurutnya lingkungan UGM multikultural, sehingga ia bisa berkawan dengan orang-orang dari berbagai daerah.

Sampai di tahap ini, Dayu berterima kasih atas segala bentuk dukungan baik doa, nasihat, maupun suntikan semangat yang diberikan oleh orang tua, saudara, dan suaminya.

Baca juga: Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkotika Perlu Direformulasi

Dayu senantiasa diingatkan untuk selalu menjadi padi yang semakin tinggi semakin merunduk, serta amanah terhadap ilmu yang diperoleh dan terus belajar.

Dukungan lain yang tak kalah penting bagi Dayu yaitu dari rekan-rekan kerja dan komunitasnya.

Perjalanan Dayu yang panjang dan menantang juga dibantu oleh beberapa sosok yang menjadi panutannya selama ini.

Pertama, Nabi Muhammad SAW tentang ajaran kesederhanaannya. Kedua, BJ Habibie yang membuat Dayu kagum dengan kepintaran dan kejeniusannya sebagai perintis teknologi dirgantara.

Dayu bercerita, semasa SMA ia pernah bersekolah gratis di sekolah yang Habibie dirikan.

Baca juga: Resep Belajar Gaza sehingga Menjadi Lulusan Terbaik Magister Hukum

Terakhir, ada orang tua Dayu, ia begitu menghargai perjuangan orang tuanya yang mencar nafkah sampai harus berpindah-pindah kota.

Keinginan Dayu untuk belajar tak berhenti sampai di situ. Setelah ini Dayu berniat mencari beasiswa untuk pendidikan S3-nya. Kemudian juga ia akan lanjut bekerja.

“Kembali ke kantor BNNP DIY dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di Magister Ilmu Hukum UGM, serta menjadikan Yogyakarta sebagai daerah yang bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika,” jelas perempuan asal Mataram, NTB itu.

Tujuan besarnya, Dayu ingin menjadi alumni UGM yang diharapkan. Ia bercita-cita menjadi sosok pribadi berintegritas dan bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara, serta bisa membawa nama baik almamater.

“Di masa mendatang, dapat mengemban tanggung jawab yang diberikan instansi kerja dengan sebaik-baiknya. Lalu, ke depannya dapat mengaplikasikan prinsip mengakar kuat, menjulang tinggi di masyarakat sebaik-baiknya,” tandasnya. (Kinanthi)

Baca juga: Aminoto Meninggal, Sosok Sederhana dan Njawani dari Kulonprogo