Dari Papua sampai Sumatra Guyub-Rukun dalam Reuni Akbar KAGAMA

347

Ferdinandus Taa, misalnya. Lulusan Sekolah Pascasarjana Sosiologi Pembangunan angkatan 2000 ini sengaja datang ke reuni dari Sorong, Papua Barat. Dalam suasana reuni, ingatan masa lalunya di Bulaksumur menjadi ajang srawung yang ngangeni.

“Saat ujian dulu, Prof. Sunyoto Usman bilang kepada saya supaya cepat lulus. Karena waktu itu kan saya bayar sendiri. Jadi beliau menyuruh saya jangan lama-lama di Jogja, nanti biayanya tambah banyak,” kelakarnya kepada Majalah Kagama.

Ferdinandus merupakan Ketua Harian KAGAMA Papua Barat. Ia sengaja menghadiri reuni untuk membangun silaturahmi antaralumni, dan ingin bertemu dengan teman-temannya se-almamater.

Para alumni mengunjungi stand Majalah Kagama.(Foto: Maulana)
Para alumni mengunjungi stand Majalah Kagama.(Foto: Maulana)

“Harapan saya, UGM tetap menjadi lembaga pendidikan yang ternama dan terbaik di Indonesia,” imbuhnya penuh semangat.

Harapan serupa juga dinyatakan oleh Kurniawati, alumnus Ilmu Fisika (MIPA) angkatan 79. Nia, sapaan akrabnya, datang bersama rombongan dari Cirebon. Selain untuk reuni, Nia juga membuka stand Koperasi KAGAMA Indonesia, koperasi yang ia rintis bersama KAGAMA Cirebon.

Nia berharap Reuni Akbar KAGAMA diadakan setiap tahun. Bagi Nia, dari reuni ia tahu dan semakin mengenal alumni yang lain. Termasuk sebagai sarana untuk bertukar pikiran tentang inovasi, kreatifitas, dan kegiatan-kegiatan alumni untuk masyarakat.