Cerita Sulistyowati Saat Bikin Suasana Kelas yang ‘Mencekam’ Jadi Gayeng Berkat Permen

1910

Baca juga: KAGAMA Lampung Adakan Rapat untuk Segera Dirikan Perguruan Tinggi

Permintaan itu kemudian dituruti oleh Romo Kun, dengan syarat mahasiswa harus “sembada” saat kuliah.

Keesokan harinya, Romo Kun datang ke kelas sambil membagikan permen kepada mahasiswanya.

Romo Kun tampak mengapresiasi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Filologi.

Berkat hal tersebut, Lies dan kawan-kawannya tidak lagi merasa ketakutan saat mengikuti kuliah.

Permen itu seolah mengubah suasana kelas menjadi lebih gayeng.

Baca juga: Beksan Wanara KAGAMA Beksan Balikpapan Semarakkan HUT ke-123 Kota Bailkpapan

“Masa-masa itu berkesan bagi Saya. Jadi kami ini ‘kreatif’ tetapi sembada. Bagaimana kreativitas itu kami gunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,” jelas Lies yang saat kuliah juga aktif di UKM PSM UGM.

Ketika ditanya soal masa-masa kuliah yang berkesan itu, Lies juga teringat dengan Prof. Dr. Marsono, SU, sosok dosen yang menginspirasinya.

Selama berinteraksi dengan salah satu pendiri Prodi Pariwisata UGM itu, Lies selalu mendapatkan transfer knowledge secara akademik maupun non-akademik.

“Setelah lulus S1 Saya mendapat tawaran dari Prof. Marsono untuk membantu jurusan. Ini merupakan awal perjalanan Saya berkarier sebagai dosen,” ujarnya.

Setelah melalu perjalanan panjang mengabdi di UGM, Lies saat ini diamanahi menjadi Kasubdit Hubungan Alumni di Direktorat Alumni, Kemitraan, dan Urusan Internasional.

Selama mengemban amanah itu, Lies berusaha mengembangkan program-program yang terkait hubungan alumni dan pengembangan karier lulusan UGM.

“Ibaratnya, dulu kalau Saya kesulita mendapat beasiswa, lewat Subdit ini salah satunya kami upayakan mahasiswa untuk mendapat akses beasiswa seluas-luasnya,” imbuhnya. (Kinanthi/ ed. Taufiq)

Baca juga: KAGAMA Yuk Motret Kunjungi Bendungan Kering Pertama di Indonesia