Cerita Lulusan Sastra Arab UGM yang Kuliah di 3 Tempat Gara-gara Sukai Sastra dan Seni

10608

Baca juga: Dulu Sopir Colt Kampus saat Kuliah, Basuki Sutarjo Ingin Berikan Beasiswa Lewat KAKGIGAMA

Lantas pada 1993 dia mulai menimba ilmu di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP (sekarang UNY).

“Kuliah dobel pada waktu itu rupanya dilakukan oleh sejumlah mahasiswa, yang akhirnya kemudian dilarang, entah pada tahun berapa,” tutur Susi.

“Lucu juga kalau ingat waktu itu, jadwal kuliah sangat padat, jam 09.00 mata kuliah Writing di IKIP dan jam 11.00 mata kuliah Nahwu di UGM.”

“Dari kampus Karangmalang, pukul 11.00 kurang 10 menit, Saya memacu motor Astrea Prima Saya menuju Sastra UGM,” kisahnya.

Tak dinyana, Susi mampu menyelesaikan seluruh mata kuliah di Pendidikan Bahasa Inggris IKIP.

Baca juga: Andrew Jadi Mahasiswa Teknik Mesin Pertama yang Lulus 3,5 Tahun

Termasuk Praktik Kerja Lapangan dengan mengajar di SMA Muhammadiyah 2 Jogja.

Hanya, dia tidak sanggup melaksanakan KKN dan skripsi lantaran kehabisan tenaga.

“Bagaimana mungkin Saya KKN dua kali dan skripsi dua kali?” kata Susi.

“Namun, level energi baterai memang sudah merosot, tersisa 10 persen. Coba saja kalau masih tetap kuliah di ISI, tiga KKN dan tiga skripsi? Mustahil. Bisa pingsan berkali-kali.”

“Lucu juga kalau mengingat itu semua, membayangkan kembali darah muda yang menggelegak untuk belajar banyak hal,” kenangnya.

Baca juga: KAGAMA Bali Rencanakan Bangun Rumah Singgah