Cerita Ketua Adiswara Gadjah Mada, Ingin Kuliah di Kampus Kerakyatan karena PSM UGM

1860

Baca juga: Aksi Nyata KAGAMA Balikpapan Selama Ramadan untuk Warga Terdampak Covid-19

Ahli Graphologies

Perempuan asal Yogyakarta ini mengawali kariernya sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. 17 tahun mengarungi dunia akademik, Rita memutuskan untuk mengembangkan kariernya di bidang human capital.

Selama 13 tahun ini, Rita bekerja dan berkarya sebagai professional graphologies.

Kemampuannya menganalisa karakter seseorang lewat tulisan tangan, membawanya mengenal banyak pihak.

Sampai hari ini, sudah ada 2000-3000 tulisan tangan orang-orang di Indonesia yang sudah dibacanya.

Beberapa kali Rita diminta menjadi narasumber di media. Dengan keahliannya itu dirinya telah banyak membantu menyelesaikan banyak kasus.

Baca juga: Gelar Pengajian Daring, KAGAMA Balikpapan Datangkan Ustaz Wijayanto

Di samping itu, dalam 11 tahun ini, sebagai orang yang memiliki keahlian di bidang human capital, Rita beberapa kali diminta menjadi juri untuk sebuah ajang penghargaan. Misalnya, Award Anugerah Perempuan Indonesia dan Pemilihan Top BUMD Award.

Rita di luar keseibukannya bekerja juga mendirikan Yayasan Sampacita, sebuah yayasan untuk anak-anak tuna rungu.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa banyak perubahan, Rita berpesan agar lulusan UGM memiliki karakter diri yang tetap mengakar pada local wisdom.

“Tentu kita harus berubah dan mengikuti perkembangan zaman. Namun, jangan sampai meninggalkan budaya asli kita,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Upaya Dubes Kenssy dan KBRI Praha Lindungi WNI Terdampak Covid-19 di Ceko