Cerita Ketua Adiswara Gadjah Mada, Ingin Kuliah di Kampus Kerakyatan karena PSM UGM

1859

Baca juga: Mencegah Terjadinya KDRT Selama Isolasi Diri di Masa Pandemi Covid-19

“Saya mengorganisir semua unit kesenian. Waktu itu yang terlibat sekitar 300 orang. Saya diberi tanggung jawab untuk menyiapkan kostum dan make up untuk 300 orang itu.”

“Pengalaman ini yang menginspirasi saya untuk mendorong Adiswara menjadi inisiator dari kerja bersama komunitas-komunitas seni di KAGAMA,” ungkapnya.

Pementasan saat itu mengangkat tema perjuangan Indonesia melawan penjajah. Rita ketika itu menjahit sendiri bendera Belanda, yang berwarna merah, putih, dan biru sepanjang 4 x 3 meter.

Cukup menguras tenaga dan waktu, Rita sampai harus menginap di Gelanggang untuk menyelesaikannya. Meskipun demikian, dirinya merasa puas dengan hasil kerja kerasnya.

Ditambah lagi, Rita dibuat kagum oleh salah satu adegan pementasan yang mengharukan, yaitu saat pemeran Bung Tomo merobek bagian bendera Belanda yang berwarna biru.

Baca juga: Rekomendasi Film Bagus dari KAGAMA Drakorgama

“Ketika itu, Presiden Soeharto dan Ibu Tien dengan keras bertepuk tangan menyaksikannya. Mereka terlihat senang sekali. Mulai menjahit bendera hingga pementasan merupakan pengalaman yang luar biasa, heroik, dan tidak bisa diulang,” kenangnya.

Selain menaruh ketertarikan yang tinggi pada dunia tarik suara, Rita semasa mahasiswa cukup menikmati kuliahnya di Jurusan Manajemen.

Diceritakan oleh Rita, dirinya tertarik belajar mengelola organisasi, termasuk orang-orang di dalamnya. Ilmu-ilmu yang dia dapatkan selama kuliah menjadi bekalnya dalam berkarier saat ini.

Kenangan masa mahasiswa semakin berkesan, ketika Rita menjadi salah satu mahasiswa yang melaksanakan kuliah di Gedung Pusat UGM.

Sekitar tahun 1980-an, sebagian Gedung Pusat UGM menjadi tempat kuliah mahasiswa bagi beberapa fakultas, di antaranya Fakultas Ekonomika dan Bisnis dan Fakultas Psikologi. Dia merasa menjadi mahasiswa UGM yang sesungguhnya ketika kuliah di Gedung Pusat.

“Bagi saya masa kuliah di Gedung Pusat adalah sebuah periode yang tak tergantikan. Seperti yang kita tahu Gedung Pusat adalah sudut kampus UGM yang paling ikonik. Tidak semua orang mengalami kuliah di Gedung Pusat UGM,” terangnya.

Baca juga: Jebolan Hukum UGM Resmi Jadi Ketua Dewan Pengawas Perum Perumnas