Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

464
Alumnus Teknik Geodesi UGM ini berharap Kebun Berdaya dapat mendukung kedaulatan pangan. Foto: Ist
Alumnus Teknik Geodesi UGM ini berharap Kebun Berdaya dapat mendukung kedaulatan pangan. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Gerakan kemanusiaan di Bali semakin kuat seiring dengan situasi pandemi Covid-19.

Alumnus Teknik Geodesi UGM, Gede Mantrayasa tergerak hatinya untuk membentuk Satgas Banjar Berdaya Covid-19 Tegeh Sari-Tonja.

Banjar Tegeh Sari Tonja merupakan komunitas adat Bali yang berada di wilayah Pakraman Tonja, Denpasar.

Sebagai langkah awal, Gede bersama timnya terlebih dahulu melaksanakan survei online tentang ketahanan sosial-ekonomi menghadapi Covid-19.

Dari 131 KK yang mengisi survei, 81 persen menyatakan pangan merupakan kebutuhan mendesak mereka selama pandemi.

Baca juga: Berkat Teknologi dan Gaya Hidup, Ahmad Shofi Yakin Regenerasi Petani Akan Terwujud

“Banyak warga dirumahkan, bahkan kehilangan pekerjaan. Situasi pandemi yang tidak pasti semakin membuat mereka khawatir akan ketersediaan pangan.”

“Kebutuhan pangan utama mereka meliputi beras, lauk pauk, bumbu dapur, minyak goreng, gula, dan telur,” ujarnya, beberapa waktu lalu kepada Kagama.

Dengan kondisi demikian, Gede merasa perlu adanya dorongan agar masyarakat terdampak Covid-19 melakukan sesuatu untuk bertahan hidup.

Menurut hasil kajian tim, kebutuhan paling mendesak adalah pangan, maka disepakati bersama strategi yang perlu dilakukan adalah bertani dan budidaya.

Dengan meminjam tanah salah satu warga, masyarakat urban ini memanfaatkan lahan tersebut untuk membuat Kebun Berdaya.

Baca juga: Warga KAGAMA Bali Ajak Masyarakat Setempat Kembali Bertani dengan Manfaatkan Teknologi