Cerita Alumnus Ilmu Tanah UGM Ditantang Jembatani Kepentingan Stakeholder Kakao di Indonesia

1305

Baca juga: Kisah Alumnus Antropologi UGM tentang Cleaning Service yang Bekerja di Tengah Corona

“Sejak 1995 beberapa jabatan struktural kemudian diamanahkan ke Saya, yang tertinggi menjadi Pelaksana Tugas Direktur.”

“Lanjut pada 2012 dalam Munas Dewan Kakao Indonesia di Padang, Saya diminta sebagai Ketua,” ujar pria yang juga memiliki pengalaman mengajar di beberapa universitas di Jawa Timur itu.

Dalam mengemban amanahnya, Sutanto bertugas menjembatani semua kepentingan stakeholder kakao di Indonesia.

Dia juga memberikan masukan ke pemerintah pusat dalam menentukan kebijakan tentang kakao nasional, serta menjadi corong Indonesia dalam kancah perkakaoan internasional.

Sutanto dengan amanahnya saat ini, diakuinya merupakan proses yang menantang.

Dikatakan olehnya, beberapa pihak kurang pro terhadap petani.

Dewan Kakao Indonesia, kata Sutanto, terdiri atas petani, pedagang, industri, dan lembaga riset.

Baca juga: Pengalaman Lucu Mahasiswi UGM Saat Ujian Pendadaran secara Daring di Tengah Wabah Corona

Tentu kepentingan mereka berlainan dan dalam beberapa hal saling bertentangan.

“Saya harus bisa bersikap netral dalam mengambil keputusan demi Indonesia. Meskipun tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak, karena memang kepentingannya beda,” tuturnya.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, sejauh ini dia sudah berhasil mempertahankan bea masuk biji kakao 5 persen untuk melindungi petani kakao di Indonesia.

Dalam Munas Dewan Kakao Indonesia pada 2015, dirinya yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Kakao Indonesia, diminta melanjutkan ke masa jabatan kedua, hingga 2018

Lalu pada 2017, Sutanto pensiun dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember.

“Sekarang masih dikontrak sebagai Tenaga Ahli Puslitkoka, sambil sebagai konsultan Agribisnis Kakao di Yayasan Darma Bakti Berau Coal, juga sebagai konsultan pengembangan kakao edel di Mason Chocolate Bali.”

“Saya juga merangkap sebagai auditor C.A.F.E. Practices di Scientific Certification System Amerika Serikat untuk bahan baku kopi yang akan dipakai oleh Starbuck,” paparnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Aksi KAGAMA Pemalang untuk Cegah Penularan Covid-19