KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pandemi Covid-19 telah banyak memakan korban jiwa, serta risiko global lain yang mengancam eksistensi hidup manusia.
Selain pemerintah negara, masyarakat juga menaruh kepercayaan besar pada WHO, pihak yang selama ini berperan sebagai institusi penting dalam global health governance.
Dalam dalam Diskusi Online bertajuk Peran Global Governance dalam Merespon Covid-19, pada Jum’at (17/04/2020), Pakar Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr. Muhammad Rum memaparkan secara detail bagaimana WHO merespon Covid-19 sejak kemunculannya.
14 Januari – WHO menyetujui kesimpulan awal pemerintah Tiongkok bahwa, tidak ada bukti penularan Covid-19 dari manusia ke manusia.
23 Januari – Kesimpulan itu ditarik dan Tiongkok merekomendasikan WHO untuk melakukan pengawasan ketat.
4 Februari – WHO menyatakan siap berbagi informasi dengan pemerintah di dunia.
7 Februari – Mulai menyoroti secara global terkait ketersediaan APD yang minim.
Baca juga: Pemuda Teluk Bintuni Bikin Pasar Daring Mama-Mama, Bupati Petrus Alumnus UGM Beri Apresiasi
12 Februari – Menerbitkan pedoman perencanaan operasional untuk negara-negara.
24 Februari – Menyatakan adanya potensi pandemi pada Covid-19.
27 Februari – Mempublikasikan daftar pertanyaan penting untuk para menteri kesehatan di dunia.
28 Februari – Mempublikasikan laporan operasi bersama WHO-Tiongkok tentang Covid-19.
5 Maret – Merekomendasikan tes secara masif.
11 Maret – Mengumumkan status pandemi.
Baca juga: Sikap Individual Negara-negara di Dunia dapat Menghambat Penanganan Covid-19