Catatan Kritis Pakar UGM tentang WHO yang Dinilai Terlambat Merespon Covid-19

835
Pakar Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr. Muhammad Rum menyebtu, jika ada ketergantungan dengan pihak tertentu, tentunya WHO tidak bisa menjadi lembaga internasional yang independen. Foto: Kontan
Pakar Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr. Muhammad Rum menyebtu, jika ada ketergantungan dengan pihak tertentu, tentunya WHO tidak bisa menjadi lembaga internasional yang independen. Foto: Kontan

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pandemi Covid-19 telah banyak memakan korban jiwa, serta risiko global lain yang mengancam eksistensi hidup manusia.

Selain pemerintah negara, masyarakat juga menaruh kepercayaan besar pada WHO, pihak yang selama ini berperan sebagai institusi penting dalam global health governance.

Dalam dalam Diskusi Online bertajuk Peran Global Governance dalam Merespon Covid-19, pada Jum’at (17/04/2020), Pakar Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr. Muhammad Rum memaparkan secara detail bagaimana WHO merespon Covid-19 sejak kemunculannya.

14 Januari – WHO menyetujui kesimpulan awal pemerintah Tiongkok bahwa, tidak ada bukti penularan Covid-19 dari manusia ke manusia.

23 Januari – Kesimpulan itu ditarik dan Tiongkok merekomendasikan WHO untuk melakukan pengawasan ketat.

4 Februari – WHO menyatakan siap berbagi informasi dengan pemerintah di dunia.

7 Februari – Mulai menyoroti secara global terkait ketersediaan APD yang minim.

Dosen Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr. Muhammad Rum menilai WHO belum berhasil menumbuhkan kesadaran pada negara-negara anggota PBB tentang pentingnya kerja kolektif menghadapi pandemi Covid-19. Foto: Ist
Dosen Ilmu Hubungan Internasional UGM, Dr. Muhammad Rum menilai WHO belum berhasil menumbuhkan kesadaran pada negara-negara anggota PBB tentang pentingnya kerja kolektif menghadapi pandemi Covid-19. Foto: Ist

Baca juga: Pemuda Teluk Bintuni Bikin Pasar Daring Mama-Mama, Bupati Petrus Alumnus UGM Beri Apresiasi

12 Februari – Menerbitkan pedoman perencanaan operasional untuk negara-negara.

24 Februari – Menyatakan adanya potensi pandemi pada Covid-19.

27 Februari – Mempublikasikan daftar pertanyaan penting untuk para menteri kesehatan di dunia.

28 Februari – Mempublikasikan laporan operasi bersama WHO-Tiongkok tentang Covid-19.

5 Maret – Merekomendasikan tes secara masif.

11 Maret – Mengumumkan status pandemi.

Baca juga: Sikap Individual Negara-negara di Dunia dapat Menghambat Penanganan Covid-19