‘Can Do Spirit’ Korea untuk Kemajuan Indonesia

428

Batik Indonesia sudah berakulturasi dengan budaya Korea. Berbagai corak budaya Korea dibatik indah di baju-baju meraka.

“Orang-orang banyak belajar membatik, bukan dari kalangan kaum muda saja, tetapi juga dari kalangan orang tua,” jelasnya.

Lulusan S3 di Korea di bidang militer dan S3 tentang Hubungan Korea-Indonesia di Indonesia ini sudah 20 tahun lebih mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan kebudayaan kedua negara.

Hal inilah yang juga membuatnya dipercaya sebagai Ketua Cabang Khusus Kagama Korea Selatan.

“Kami membahas masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Ini merupakan jalinan heart to heart antara dua negara.”

“Bangunan akan mudah roboh dan rusak, tetapi berbeda dengan bangunan (hubungan) antara orang tua di zaman dahulu, yakni tidak mudah roboh dan rusak,” jelasnya.

Selain mengajarkan bahasa Indonesia, Profesor Yang juga mengajar sejarah, politik dan islam di Korea.

Pengetahuan inilah yang membuatnya sering bepergian antarkota atau bahkan negara untuk mengisi berbagai perkuliahan, terkhusus di Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Budaya, UGM.

Dalam hal kebudayaan, Indonesia harus semangat bekerja seperti Korea, tidak boleh bermalas-malasan.

Menurutnya, selalu bekerja keras guna mencapai tujuan akhir adalah cara yang efektif untuk membangun SDM di Indonesia.

“Saya ingin titik beratkan, bahwa Korea negara yang sangat miskin dari SDA. Musim dingin panjang mengakibatkan tidak ada hasil panen. Korea dapat maju karena semangat can do spirit,” contohnya.

Budaya can do spirit orang Korea ini dapat diadopsi oleh orang Indonesia. Semangat dalam bekerja dan hidup memberikan kemudahan dalam meraih impian.

Dalam hal budaya, Profesor Yang juga memberikan contoh warga Jepang yang tidak rakus dalam meniti kehidupan.

“Di jepang, kekuatan ekonomi, politik dan kehormatan masyarakat tidak boleh dimiliki satu orang.”

“Mereka harus memilih satu di antaranya untuk tujuan hidup. Kalau di Indonesia mungkin satu orang ingin memiliki ketiga-tiganya,” imbuhnya.

Para pekerja negara Korea saat ini rata-rata berumur 40 tahun, Jepang diangka 49 tahun dan Singapura 30 tahun. Sedangkan para pekerja Indonesia berada diangka 27 tahun.

“Kondisi ini sangat bagus untuk memompa semangat bekerja dan bersaing dengan negara-negara maju,” tutupnya. (Sirajuddin)