Bung Hatta dan UGM

1955

Baca juga: Orang-orang Muda ini ke Jogja Cari Ilmu untuk Bangun Papua

Dalam pertemuan tersebut para guru besar bersama Hatta mendiskusikan berbagai persoalan yang sedang berkembang di universitas.

Mulai dari persoalan kemahasiswaan, pendanaan, hingga pengadaan fasilitas gedung.

Dalam pertemuan tersebut juga turut disusun beberapa rencana terkait sistem pengajaran.

Hatta turut menyumbangkan pikirannya terkait perbaikan pembagian mata kuliah di beberapa fakultas.

Baca juga: Kurangi Kemacetan di Jogja, Begini Caranya

Ia menilai kala itu di beberapa fakultas terdapat mata kuliah yang harusnya tidak perlu diajarkan lagi di tingkat perguruan tinggi.

Sambil berkelakar ia menyebut beberapa mata kuliah harusnya justru diajarkan ditingkat HBS.

Sosoknya yang sederhana banyak memikat perhatian para mahasiswa, sehingga dalam pertemuan tersebut mahasiswa tak segan untuk bertanya.

Kesederhanaan tersebut ternyata menyimpan banyak pengetahuan yang siap dibagi kepada para mahasiswa.

Baca juga: Kata Akademisi UGM Terkait Wacana Rektor Asing Pimpin Perguruan Tinggi Indonesia

Di kemudian hari Hatta mendapat gelar Honoris Causa dari UGM.

Penyematan gelar tersebut tak lepas dari sumbangsih Hatta terhadap berdiri dan berkembangnya negara Indonesia sekaligus Universitas Gadjah Mada.

Dalam penyematan gelar tersebut, Hatta menyampaikan pidato berjudul Lampau dan Datang yang kita kenal hingga hari ini.

Hari ini di perpustakann UGM terdapat salah satu tempat yang disebut dengan Hatta Corner.

Di perpustakaan UGM juga tersimpan banyak buku serta karya-karya ilmiah dari seorang Bung Hatta. (Thovan)

Baca juga: Kementerian PUPR Optimis Jalankan Visi Misi Presiden dan Realisasikan Pemindahan Ibu Kota