Baca juga: Tampung Curhatan Siswa yang Belajar di Rumah, Bupati Kubu Raya Alumnus UGM Punya Cara Unik
Prosesnya dimulai dari mengupas virus hingga ke arah genetiknya.
Dari proses tersebut akan dipilih satu gen sebagai antigen. Kemudian, kata Darwito, antigen akan diuji baik secara praklinis maupun klinis.
“Pada tahapan praklinis digunakan binatang untuk mengetahui efek samping akut dan kronis,” tutur Darwito.
“Sementara pada pengujian klinis terhadap manusia ada empat tahapan yang mesti dilalui,” jelas pria kelahiran Pati, Jawa Tengah ini.
Darwito menegaskan, pengembangan suatu vaksin tidak bisa dilakukan oleh satu negara saja.
Namun, kata dia, pengembangan harus secara multinasional yang melibatkan banyak negara.
Dengan demikian, penelitian dengan sampel banyak yang melibatkan banyak orang dan banyak variabel dimungkinkan terjadi.
Pria yang menjadi Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito periode 2017-2020 ini punya alasan.
Katanya, vaksin memerlukan legitimasi secara global. Karena itu, butuh sebuah kolaborasi dalam melakukan penelitian secara bersama.
Yakni dengan memberikan perlakuan sama kepada berbagai subjek lintas negara.