Buat Komposit Beton dari Sampah Plastik, Mahasiswa UGM Raih Medali Emas WINTEX 2019

400
Komposit beton plastik ini lebih kuat daripada beton yang biasanya digunakan. Foto: Humas UGM
Komposit beton plastik ini lebih kuat daripada beton yang biasanya digunakan. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Limbah sampah plastik yang kerap mencemari lingkungan, memotivasi lima mahasiswa UGM untuk membuat inovasi pengembangan komposit beton dengan memanfaatkan limbah tersebut.

Putra Makmur Boangmanalu, mahasiswa Prodi Kimia mengatakan, komposit beton ini dibuat dari lelehan plastik yang dicampur dengan pasir.

Hal ini dia sampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada, Selasa (29/10) di Kantor Humas UGM.

Produk beton komposit yang dibuat telah diaplikasikan ke masyarakat, melalui program KKN 2019 di Desa Sepanjang, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Inovasi ini juga berhasil menyabet medali emas dari ajang internasional 2nd World Innovation Technology Expo (WINTEX) 2019, yang diselenggarakan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA), 9-12 Oktober 2019 di Jakarta.

Inovasi ini juga berhasil menyabet medali emas dari ajang internasional 2nd World Innovation Technology Expo (WINTEX) 2019. Foto: Humas UGM
Inovasi ini juga berhasil menyabet medali emas dari ajang internasional 2nd World Innovation Technology Expo (WINTEX) 2019. Foto: Humas UGM

Baca juga: Membingkai Keberagaman Ala Gus Baha

Putra mengembangkan komposit beton itu bersama Stephanus Satria Wira Waskitha (Kimia), Vidiskiu Fortino Kurniawan (Ilmu Komputer), Nicolaus Elka Yudhatama (Teknik Kimia), dan Reza Yustika Bayuardi (Teknik Kimia).

Awalnya mereka prihatin terhadap banyaknya jumlah plastik di Indonesia, bahkan jumlahnya semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Produksi plastik meningkat dua puluh kali lipat antara tahun 1964 dan 2015 mencapai 322.000 juta ton.

“Dari persoalan itu kami terpikir untuk membuat komposit beton sebagai upaya mengurangi limbah plastik yang dapat langsung diaplikasikan kepada masyarakat,” jelas Putra.

Dia menjelaskan, untuk memperoleh komposit beton ini digunakan bijih botol plastik jenis polietilen tereftalat (PET).

Baca juga: Dokter RSUP Dr. Sardjito Paparkan Peran Spiritualitas Jawa bagi Kesehatan Jiwa