Bisa Timbulkan Penyakit, Begini Cara Menangani Limbah Budidaya Ikan

1460

Baca juga: Teknik Pertanian dan Biosistem UGM Bawa 48 Medali dari Ajang ARC 2020

Limbah ini yang disebut sebagai sindrom Nitrogen (N) pada budidaya ikan. Menurutnya, hal ini menjadi masalah.

Pasalnya, bahan organik yang berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan nantinya akan mengalami perombakan, kemudian larut menjadi amoniak (NH3) atau amonium (NH4+) dan ini akan menjadi racun.

Penanganan limbah budidaya ikan, kata Susilo, bisa dilakukan dengan cara yang paling sederhana, yaitu dibuang dengan sistem pergantian air.

Tetapi, perlu berhati-hati, karena cara ini berpotensi besar menyebabkan pencemaran lingkungan.

“Minimal agar tidak mencemari lingkungan, maka harus dilakukan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dengan harapan standar baku mutu air buangan bisa dipenuhi. Jadi, setelah diolah, bisa berada di bawah ambang batas maksimal mutu air,” jelasnya.

Baca juga: Langkah Penting yang Harus Diambil Pemimpin Perusahaan dalam Menghadapi Krisis

Ada lagi penanganan dengan melakukan rekayasa. Caranya dengan meminimalkan jumlah limbah dengan memberikan bahan-bahan probiotik atau menerapkan sistem produksi yang lain, yang dikombinasikan dengan konstruksi bak menjadi sistem boster.

“Bagaimana kita meningkatkan efisiensi penyerapan pakan di dalam alat pencernaan ikan itu dengan menggunakan probiotik. Bisa juga diterapkan melalui media air, hal ini bisa menekan jumlah limbah air di dalam sistem budidaya ikan.”

“Sedangkan upaya lain bisa dilakukan dengan rekayasa sekaligus dikombinasikan dengan konstruksi kolam atau bak, misalnya dengan sistem boster.”

“Setelah limbah keluar, limbah akan diberi treatment probiotik, pemupukan, dan lain-lain,” jelas dosen yang bergabung dalam komunitas Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu.

Cara lainnya, bisa dilakukan dengan penanganan dan treatment. Setelah air yang mengandung limbah menjadi baik, maka kemudian diputar dan digunakan lagi airnya. Cara ini sering disebut dengan sistem resirkulasi.

Baca juga: Transformasi Digital Mampu Melepaskan Indonesia dari Middle Income Trap