Bisa Gantikan Energi Fosil, Begini Peluang dan Tantangan Riset Pengembangan Bahan Bakar Nabati

485

Baca juga: Ilmu Biologi Menunjang Karier Sumirat dalam Pemberantasan Narkoba

Devitra melanjutkan, kondisi biodiversitas Indonesia yang tinggi memunculkan adanya potensi pengembangan BBN.

Tetapi, perlu diingat bahwa untuk pengembangan bahan bakar, kita membutuhkan bahan baku yang tersedia sepanjang waktu dalam jumlah besar untuk produksi skala industri.

Walaupun begitu, kata Devitra, ada biomassa lain yang bisa dikembangkan dengan berbasis komunitas lokal.

Misalnya, limbah pabrik industri rumah tangga. Jika dimanfaatkan untuk pengembangan biomassa, maka hasilnya bisa dimanfaatkan oleh warga setempat atau komunitas yang mengelolanya.

Ada empat bahan baku biomassa yang berpotensi yakni tandan kosong kelapa sawit, ampas tebu (bagasse), jerami padi, dan mikroalga.

Baca juga: Mengembangkan Karier dan Fungsi Perawat Lewat Nursepreneur

“Secara keseluruhan, beberapa peluang riset BBN yang patut untuk dikembangkan antara lain teknologi konversi biomassa, teknologi ekstraksi, dan teknologi fermentasi, serta mencari strategi tepat untuk memproduksi BBN untuk skala komersial,” ujarnya.

“Beberapa peluang riset sudah kami kembangkan. Tetapi, ada sejumlah kendala yang menjadi bahan evaluasi agar lebih baik ke depannya,” ungkapnya.

Kendala tersebut, misalnya dari skala produksi meliputi komersialisasi BBN terutama etanol masih kurang, pabrik bioetanol terbatas, pentingnya perhitungan loss dan faktor koreksi, serta kontinuitas bahan baku.

Lalu dari segi perhitungan ekonomis juga perlu diperhatikan, terutama dalam hal analisis taknoekonomi, produk samping bernilai tinggi, dan bagaimana membuat harga total produksi kurang dari harga jual BBN. (Kn/-Th)

Baca juga: Ganjar Pranowo Bantu Jualan Online UMKM, Pedagang Batik Naik Omzetnya 350 Persen