BETAGRAFT, Obat Patah Tulang dari Limbah Ceker Ayam Karya Mahasiswa UGM

2303
Mahasiswa UGM Olah Limbah Ceker Ayam Jadi Gel Obat Patah Tulang. Foto: Humas UGM
Mahasiswa UGM Olah Limbah Ceker Ayam Jadi Gel Obat Patah Tulang. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Jumlah kasus patah tulang di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia (2010), insidensi fraktur atau kasus patah tulang mencapai lebih dari 43 ribu.

Demikian disampaikan Yudith Violetta P, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan pada Senin (15/7/2019) di UGM.

Menurut Yudith, patah tulang atau fraktur tak hanya menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang, namun juga jaringan lunak di sekitarnya dan penyembuhan memerlukan waktu yang lama.

Yudith menjelaskan, pada kasus patah tulang yang tidak bisa disambung kembali menyebabkan implan sebagai immobilisator seperti yang tersedia secara umum di pasaran tidak lagi efektif untuk digunakan.

Angka penderita patah tulang yang selalu meningkat, mendorong Yudith dan kedua temannya untuk membuat inovasi BETAGRAFT. Foto: Humas UGM
Angka penderita patah tulang yang selalu meningkat, mendorong Yudith dan kedua temannya untuk membuat inovasi BETAGRAFT. Foto: Humas UGM

Baca juga: IsoTakon Kamipagama Juarai Kompetisi Inovasi Smart City

Agar jaringan tulang rusak dapat diganti dan distimulasi dengan pembentukan jaringan baru, diperlukan material bone graft.

Hal tersebut mendorong Yudith bersama kedua temannya, Vigha Ilmanafi A (Farmasi) dan Josi Aldo Pramono (Teknik Mesin) melakukan inovasi terhadap limbah ceker ayam yang diolah menjadi biomaterial bone graft dalam bentuk gel nano-BCP-kolagen untuk mengobati patah tulang.

Yudith mengatakan, ketersediaan limbah ceker ayam sangat melimpah di Indonesia.

“Harapannya nanti bisa menjadi solusi alternatif penyembuhan patah tulang,” terangnya.

Yudhit mengatakan keunggulan BETAGRAFT bentuk gel dibandingkan dengan implan konvensional yakni fleksibel dan dapat menjangkau seluruh fragmen patahan tulang.

Baca juga: Inovasi Sistem Parkir yang Efektif dan Efisien Temuan Mahasiswa UGM

Selain itu, formulasinya mengandung material BCP yang berupa nanokristalin yang memiliki ukuran mirip dengan jaringan tulang normal (nanometrically natural). sehingga lebih cepat diabsorbsi dibandingkan biomaterial konvensional.

Dalam prosesnya, Vighna menjelaskan bahwa limbah ceker ayam mereka peroleh dari rumah potong ayam.

“Limbah tersebut diformulasikan dalam bentuk gel yang mudah diaplikasikan. Selanjutnya diujikan pada hewan coba yaitu tikus wistar usia 2 bulan,” imbuhnya.

Setelah melalui serangkaian uji coba, Vighna mengungkapkan bahwa BETAGRAFT terbukti mampu mempercepat kesembuhan fraktur dibandingkan bone graft konvensional.(Humas UGM/TH)

Baca juga: Inovasi Cairan Anti Hama Tanpa Merusak Tanaman Karya Dosen UGM