Benarkah Kebun Sawit Penyebab Kerusakan Hutan Dunia?

1890

Baca juga: Ketua KAFEGAMA Ungkap 5 Langkah Penting Atasi Dampak Covid-19 di Dunia Usaha dan Perbankan

“Sawit dapat menyerap lebih dari 36,5 ton bahan karbon per ton per tahun. Sedangkan hutan hujan hanya mampu menyerap 25,7 ton bahan karbon per hektar per tahun,” tutur Teguh, mengutip pernyataan Simon.

“Dengan demikian, hutan sawit jauh lebih efisien dalam hal meremajakan atmosfer,” paparnya.

Dua alasan yang dijelaskan Teguh di atas sekaligus menampik tudingan sinis sebagaian orang terhadap sawit.

Salah satunya pihak barat yang menyebut bahwa Indonesia dan Malaysia adalah penyebab kerusakan hutan.

Kenyataan di lapangan justru sebaliknya, seperti dalam tulisan Patrick Moore yang bertajuk “Pohon Adalah Jawaban”. Patrick Moore merupakan mantan salah seorang pendiri Greenpeace.

Baca juga: Kunci Agar Indonesia Terhindar dari Resesi Ekonomi Menurut Ekonom UGM

Patrick mencatat, yang sebenarnya terjadi adalah 40 persen hutan di alam Australia dirusak hanya untuk kegiatan pertanian. Hal yang sama terjadi pula di Amerika Serikat.

“Tudingan tersebut tentu miris mengingat sawit memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.”

“Saat ini hutan sawit Indonesia menyerap 17 juta tenaga kerja dan menghasilkan devisa sebesar 20-25 miliar USD per tahun. Inilah kontribusi hutan sawit dalam perekonomian negeri,” jelas Teguh.

Lebih lanjut, sisi positif lain dari sawit adalah produktivitasnya. Dengan luasan yang lebih sempit, ternyata sawit mampu memproduksi minyak nabati yang lebih besar.

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Gagas Produk Sambal Bahari Khas Balikpapan

Menurut Oil World Annual, dengan luasan 19,672 juta hektar pada 2010, kebun sawit di seluruh dunia mampu menghasilkan 75,142 juta ton crude palm oil (minyak sawit mentah).

Bandingkan dengan kedelai yang hanya bisa menghasilkan 53,865 juta ton minyak nabati. Kendati luasan lahannya enam kali lebih besar ketimbang kebun sawit, yakni 125,684 juta hektar di seluruh dunia.

Data ini membuktikan bahwa kebun sawit jauh lebih efisien. Sebab, tiap hektarnya mampu memproduksi lebih dari 3,5 ton minyak nabati. Adapun saat ini hutan sawit di dunia memiliki luas sekitar 22 juta hektar. (Ts/-Th)

Baca juga: Alumnus Akuntasi UGM Didapuk Jadi Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN