Benarkah Kebun Sawit Penyebab Kerusakan Hutan Dunia?

1890

Baca juga: Strategi Agar Koperasi Mampu Bersaing dan Berkelas Dunia

“Luas perkebunan sawit di Indonesia saat ini kurang lebih 16 juta hektar. Sedangkan luas daratan Indonesia kurang lebih 191 juta hektar,” tutur Teguh kepada Kagama.

“Dengan kata lain, kebun sawit Indonesia hanya menggunakan delapan persen lahan daratan Indonesia. Apakah betul tanaman yang hanya delapan perden dari luas daratan, menjadi penyebab deforestasi?” jelas Teguh.

Teguh pun menjelaskan alasan lain mengapa kebun sawit tidak ikut merusak komposisi hutan Indonesia.

Pertama, suatu kesalahan besar andai sawit ditanam di kawasan hutan primer (virgin forest), hutan konservasi, hutan lindung, dan taman nasional.

Sawit diperbolehkan ditanam di kawasan hutan produksi. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah no 6 tahun 2007.

Industri Kelapa Sawit.(Foto: Nabil)
Kebun Sawit PT Nusantara Sawit Persada.(Foto: Nabil)

Baca juga: Dubes RI untuk Tiongkok: Indonesia Harus Terapkan Strategi Komunikasi dan Promosi Wisata yang Berbeda Saat Normal Baru

Bahkan kata Teguh, bersama dengan Malaysia, Indonesia telah mendeklarasikan diri untuk tidak menanam sawit di hutan primer sejak 1990.

Kedua, menurut Deforestation Watch, menghilangkan hutan sekunder untuk digantikan dengan kelapa sawit diperbolehkan.

Sebab, dalam kaca mata ilmiah, menanam sawit di hutan sama saja bermakna menggantikan pohon tropis dengan pohon tropis lainnya.

Teguh pun menilai kebun sawit telah dituding sebagai penyebab peningkatan emisi karbon. Tudingan sarat muatan politis itu tentu tidak tepat.

Sebab, faktanya, Simon Chambers dari Deforestation Watch pada 18 Juli 2008 mencatat, sawit jauh lebih unggul dalam menyerap CO2 ketimbang tanaman penghasil minyak lainnya. Bahkan jika dibandingkan dengan hutan hujan.

Baca juga: Separuh Wilayah Purworejo Dulunya adalah Semarang Suwung