Belajar Kemanusiaan dari Rektor Ketujuh UGM Prof. Dr. Teuku Jacob

4883

Baca juga: Indonesia Partner Luar Negeri Paling Penting bagi Xiaomi

Jadi, angka 9 menunjukkan penderitaan tertinggi yang dirasakan oleh seseorang tiap harinya.

Lebih lanjut, dia menyatakan, penderitaan suatu kelompok atau bangsa dalam suatu kurun atau 1 tahun bisa mencapai megadukhha (satu juta D) hingga gigadukkha (satu triliun D).

Untuk persoalan ini, Pak Jacob menilai penderitaan sampai bermegadukkha dapat menimbulkan pembalasan dendam.

Parahnya, pembalasan tidak terarah ke sasaran penyebab alias dapat keluar proporsi.

Dia menyebut, dalam masyarakat yang sudah mengenal peradaban, penderitaan yang diterima oleh seseorang dan suatu etnik tak akan luput dari hukuman pembalasan.

Seorang diktator, tiran, atau otokrat dapat menimbulkan dukkha luar biasa kepada suatu populasi.

Baca juga: Mengapa Bangga Menjadi Bagian dari Kagama?

Namun, Pak Jacob optimistis bahwa kondisi tersebut tidaklah permanen.

“Tetapi untunglah tak pernah ada diktator yang bertahan lebih dari 40 tahun,” kata Pak Jacob.

“Meskipun dalam masa (kepemimpinannya) itu ia sanggup mengadakan pembantaian massal, penciptaan gulag (penjara pada masa Uni Soviet), program penyimpangan harta negara dari kesejahteraan rakyat, pemberangusan kebebasan berpendapat, serta penyiksaan dan perampasan kemerdekaan jiwa raga,” ujarnya memungkasi.

Pak Jacob, yang pernah jadi Wakil Ketua Kagama periode 1981-1985, meninggal dunia pada 17 Oktober 2007 pukul 17.45 WIB di Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta, dalam usia 77 tahun.

Anggota MPR RI (1982-1987) ini meninggal dunia akibat komplikasi penyakit lever. (Tsalis)

Baca juga: Anak Cacat Lahir Bukan Hukuman dari Tuhan