Begini Strategi Myland untuk Selamatkan Jasa Raharja dari Krisis

1268

Baca juga: Digemari Masyarakat Kalteng, Begini Peluang Usaha dan Tantangan Budidaya Ikan Papuyu

Namun, setelah Myland mencobanya, strategi ini tak seefektif jika dilakukan dengan pertemuan tatap muka antara perusahaan dengan nasabahnya.

“Dengan turunnya premi, maka likuiditas kita juga terganggu. Likuiditas merupakan nyawa dari perusahaan.”

“Di masa pandemi, banyak perusahaan lebih mengutamakan untuk menjaga likuiditas daripada mengejar keuntungan, supaya kewajiban dan fungsi perusahaan bisa dijalankan denagn baik,” ujar alumnus Magister Manajemen UGM itu.

Dari sisi human capital, kata Myland, perusahaan jasa asuransi juga mengalami perubahan. Seperti menambah pola kerja baru yaitu, work from home.

Myland mengatakan, Covid-19 telah mempercepat transformasi human capital, termasuk melakukan digitalisasi terhadap semua sistem operasional layanan perusahaan.

Baca juga: Kata Alumnus: Ilmu Biologi Punya Peran Penting dalam Pembuatan Kebijakan Pembangunan

Di samping itu, perusahaan juga berkewajiban menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi karyawan maupun konsumennya, termasuk bertanggung jawab jika ada karyawan atau konsumen yang terancam kesehatannya.

Myland menyebutkan, situasi ini menuntut perusahaan untuk mengalokasikan sebagian anggarannya, yang kemudian berimplikasi pada munculnya pembiayaan-pembiayaan baru.

“Tidak hanya itu, kita juga harus merevisi rencana jangka panjang perusahaan, menggelar diskusi mendalam antara manajemen dan stakeholder untuk menata perusahaan ke depannya agar tetap survive.”

“Serta melakukan penyesuaian regulasi perusahaan terhadap penggunaan teknologi dalam bekerja,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai Executive Vice President PT Bank Mandiri ini.

Beberapa perusahaan tidak hanya melakukan penyesuaian, tetapi juga inovasi salah satunya dalam hal distribusi produk.

Baca juga: Preman Bisa Jadi Key Person Penegakan Protokol Kesehatan di Pasar