Begini Sosok Menteri Basuki Menurut Rektor UGM

124
Menteri PUPR Basuki.(Foto: Birkom PUPR)
Menteri PUPR Basuki.(Foto: Birkom PUPR)

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menerima penghargaan Hamengku Buwono IX. Rangkaian Dies Natalis UGM ke-69 berlangsung pada Selasa (19/12) di Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Acara tersebut turut dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Ketua Dewan Guru Besar UGM. Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., dan Ketua Senat Akademik UGM Prof. Dr. dr. Hardyanto Sp.KK(K).

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. Menteri Basuki adalah sosok yang tepat menerima penghargaan tersebut. Selain karena konsistensi dan profesionalisme kerjanya, ia adalah sosok yang egaliter.

“Biasanya kalau ada drum di panggung, beliau tidak ragu untuk bermain. Saya masih ingat tahun lalu di anugerah Herman Yohanes, beliau bilang bahwa untuk UGM, apapun akan dilakukan,” ujar Rektor.

Dalam sambutannya Sri Sultan Hamangkubuwono X mengatakan bahwa anugerah penghargaan yang sederhana ini tidak sepadan dengan kerja dan prestasi penerima penghargaan, yaitu Basuki Hadimuljono.

Berpose bersama petugas kebersihan GSP, usai menerima penghargaan pada Rabu (19/12/2018).(Foto: Jack)
Berpose bersama petugas kebersihan GSP, usai menerima penghargaan pada Rabu (19/12/2018).(Foto: Jack)

“Kerjanya dalam pembangunan infrastruktur sangat baik, sesui dengan motonya, kerja cepat, bertindak tepat,” Ungkap Sultan.

Menurut Sultan mengerjalan infrastruktur sangat penting, selain membangun secara fisik nantinya juga akan ada pembangunan di SDMnya yang mana membutuhkan infrastruktur yang memadai.

“Semua itu guna mencapai kesejahteraan dan keadilan yang menyeluruh,” pungkas Sultan.

Dalam pidatonya, Menteri Basuki mengungkapkan bahwa masih rendahnya indeks daya saing Indonesia di antara negara-negara di dunia salah satunya disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur.

“Percepatan pembangunan infrastruktur adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendesak bagi Indonesia mengingat masih relatif terbatas dan tidak meratanya kondisi dan ketersediaan infrastruktur,” paparnya.

Basuki memaparkan berbagai pencapaian pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan pemerintah antara 2015-2018, di antaranya pembangunan 64 ruas tol, 51 bendungan, 7 pos lintas batas negara, 7 sistem penyediaan air minum, serta pelaksanaan program satu juta rumah.(Thovan)