Begini Solusi Mengurai Kepadatan Peziarah di Makam Wali

1095
Ziarah makam Sunan Kalijaga.(Foto: wajibbaca.com)
Ziarah makam Sunan Kalijaga.(Foto: wajibbaca.com)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR- Kompleks pemakam Sunan Kalijaga yang berada di Kadilangu, Demak, Jawa Tengah merupakan situs tinggalan arkeologis yang mengandung nilai sejarah, kebudayaan, maupun ekonomi. Kompleks ini selalu ramai dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah. Puncak kunjungan peziarah pada bulan Syafar, yaitu sebulan sebelum bulan Ramadan.

Pada masa puncak kunjungan peziarah, koridor untuk masuk yang dibuat secara resmi oleh Yayasan Sunan Kalijaga sangat padat hingga menimbulkan kemacetan perjalanan peziarah. Salah satu penyebab kepadatan ialah banyaknya ppedagang serta bangunan non-situs yang berdiri di sepanjang koridor masuk para peziarah.

Hal ini tentu tak bisa dihindari, karena lazimnya situs ziarah para wali seperti Sunan Kalijaga akan selalu menghadirkan ruang-ruang ekonomi baru. Akan tetapi, kepadatan semacam ini dapat menjadikan peziarah merasa kurang nyaman dan dimungkinkan akan dapat mendorong degradasi nilai lingkungan situs.

Oleh karena itu, diperlukan upaya khusus dalam mengurangi kepadatan peziarah pada koridor peziarah dari gerbang masuk menuju ke kompleks situs. Hal ini bertujuan agar degradasi nilai lingkungan situs yang membuat para peizrah tidak khusyuk melakukan ritual bisa diatasi.

Solusi tersebut, rupanya sudah dipikirkan oleh Musadad. Dalam jurnal berjudul Usulan Manajemen Pengunjung Situs Makam Sunan Kalijaga, Kelurahan Kadilangu, Kabupaten Demak (2018), dosen Arkeologi UGM ini mengajukan dua solusi kepada Yayasan Sunan Kalijaga guna mengurungi kepadatan pengunjung di koridor masuk Makam Sunan Kalijaga. Penelitian ini telah diterbitkan di Bakti Budaya Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Budaya UGM.