Begini Langkah Pertolongan Psikologis yang Bisa Diberikan Remaja kepada Temannya

586

Baca juga: Begini Tantangan Model Bisnis Baru Supply Chain di Era Digital

“Yang memberikan PFA juga harus memahami ekspresi wajah dan cara bicara temannya. Tentu kita paham bagaimana ekspresi dan intonasi bicara yang sedang sedih. Nah, kepekaan-kepekaan semacam ini perlu dibangun,” ujarnya.

Sebab, tidak semua orang terbiasa menyampaikan perasaannya. Kemudian penting dipahami pula bahwa setiap orang punya kemampuan mengatasi kesedihan yang berbeda-beda. Jadi, kata Nhira, jangan sampai menyepelekan kesedihan orang lain.

“Selesai mendengarkan cerita, sarikan cerita yang kalian dengan bahasa kalian sendiri untuk memastikan bahwa kalian paham dengan cerita teman kalian.”

“Dalam merespon, jangan mengeluarkan kalimat-kalimat yang menyinggung atau menolak perasaan mereka. Buat mereka merasa tidak sendirian,” ujar Nhira.

Baca juga: Pembatasan Gerak Industri Sawit adalah Sebuah Kolonialisme Baru di Indonesia

Ketiga, link (menghubungkan). Dalam hal ini pemberi pertolongan perlu memahami langkah mengatasi situasi darurat.

Yakni dengan menyimpan kontak-kontak darurat, seperti call center Covid-19, nomor telepon rumah sakit terdekat, dan panggilan darurat 112.

Selain panggilan darurat, pelajar juga harus berani mengadu kepada tokoh-tokoh masyarakat di sekitar jikalau ada masalah. Misalnya, ke kepala sekolah, guru, lurah, dan sebagainya.

“Jadi memberikan PFA itu bukan berarti kita semua yang tangani. Tapi kita juga sebagai jembatan atau perantara dengan pihak yang lebih ahli dan bisa memberi pertolongan. Jangan sungkan untuk meminta bantuan,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Sektor Jasa Pengiriman Barang dan Logistik Punya Potensi Pasar yang Besar di Masa Pandemi