Batara Kala adalah Pertanda Kemunculan Wabah dalam Pewayangan

4159
Dosen Sastra Jawa UGM, Rudy Wiratama, M.A., menjelaskan bahwa pageblug telah dijelaskan dalam narasi pewayangan. Foto: Ist
Dosen Sastra Jawa UGM, Rudy Wiratama, M.A., menjelaskan bahwa pageblug telah dijelaskan dalam narasi pewayangan. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Wayang adalah bagian yang tak terpisahkan bagi kehidupan orang Jawa pada masa lalu.

Sebab, wayang memiliki daya spiritual yang diyakini orang Jawa mampu menentramkan dan menyembuhkan.

Karena itu, seorang dalang wayang memiliki kedudukan penting sebagai pujangga alit.

Satu tingkat di bawah penyair yang dipandang sebagai pujangga besar di kalangan orang Jawa.

Demikian seperti dituturkan oleh Dosen Sastra Jawa UGM, Rudy Wiratama, M.A.

Baca juga: Konsep BUMP Langkah Strategis Pemberdayaan Petani

Dia menjelaskannya dalam webinar Pageblug dalam Kesusastraan Jawa yang digelar Badan Pelestarian Nilai Budaya DIY, belum lama ini.

Dalam pertunjukan wayang dikenal tiga pembabakan: pathet nem, pathet sanga, dan patet manyura.

Tepat di awal pathet sanga ada adegan yang disebut dengan gara-gara.

Menurut Rudy, dewasa ini gara-gara sering menyinggung masalah korupsi dan ketimpangan sosial.

“Orang sekarang mengetahui gara-gara dengan kedatangan punakawan (petruk, gareng, bagong) dan bintang tamu,” tutur Rudy.

Baca juga: Cara Pandang Masyarakat terhadap Alam Harus Diubah