Baca juga: KAGAMA Sukoharjo Kunjungi Jatisobo dalam Rangka Program Pengembangan Desa Inklusif
Anggaran belanja Pemerintah juga dialokasikan untuk keluarga rentan sebagai sumber penghidupan alternatif.
Selanjutnya, Yudi dan Pemdes Panggungharjo juga mendorong keluarga rentan maupun tidak rentan yang punya daya beli cukup.
Yakni untuk memanfaatkan barang-barang persediaan yang ada di toko atau warung di desa.
“Agar kemudian cadangan ekonomi yang relatif tipis bisa menggerakkan ekonomi yang ada di desa,” kata Yudi.
“Sehingga, upaya yang kami lakukan adalah menstabilkan rantai pasok melalui platform yang kami sebut dengan pasardesa.id.”
Baca juga: Pernyataan Sikap PP PKBTS Pimpinan Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM terhadap UU Cipta Kerja
“Pasardesa.id dibangun atas empat asas: mitigasi, kolaborasi, solidaritas, dan ekonomi berbagi, dalam rangka menjembatani antara barang-barang persediaan dengan sebagian warga desa yang punya daya beli.”
Secara praktik, barang-barang dari toko, petani, peternak, dan mitra pasok yang tertahan karena pandemi, dipertemukan dengan konsumen melalui pasardesa.id.
Barang akan diantarkan langsung ke rumah masing-masing pemesan melalui mitra kurir.
Kata Yudi, dalam 25 hari pertama beroperasi, pasardesa.id telah memperoleh pendapatan Rp100,69 juta.
Pendapatan diraih berkat 2480 transaksi yang menjual 668 produk dari 57 mitra pasok di Desa Panggungharjo.
Baca juga: Pendidikan Humaniora Jadi Prioritas Kerajaan Mataram Kuno sejak Didirikan di Temanggung
