Banjir Ada di Mana-Mana, Rimbawan KAGAMA Uraikan Penyebabnya

292

Baca juga: Dubes RI untuk Inggris Raya Merasa Iri dengan Keguyuban Alumni UGM

Hal tersebut merupakan alasan bagi dirinya bersama Yayasan Green Network Indonesia (GNI) yang dipimpinnya mendeklarasikan Gerakan Budaya No Cheating Indonesia pada tahun 2013, bertepatan dengan peringatan hari Kebangkitan Nasional di Bandung.

Meski dampaknya kecil, kata dia, tetapi gebrakan tersebut memberikan pengaruh luas terhadap perubahan paradigma perilaku positif yang cukup berarti.

Menanggapi maraknya banjir besar Kalsel dengan kerugian sekitar 1,35 triliun itu, mantan Kepala BPKH Wilayah Y Kalteng-Kalsel tahun 1997-2002, melihat luasan tegakan penutup hutan dan lahan berkurang drastis akibat luasnya penebangan hutan, illegal logging, pembukaan kebun dan tambang batubara.

“Kebijakan alih fungsi maupun alih status kawasan hutan dalam skala luas berdampak pada meningkatnya air limpas (water run-off) penyebab banjir,” jelas sosok yang sempat diangkat sebagai Kakanwil Dephutbun Propinsi Kalteng tahun 2000 ini.

Mantan Dirut Perum Perhutani 2005-2008 juga mengingatkan kembali atas kelalaian Pemerintah yang tidak segera memperbaiki SK Menteri Pertanian Nomor 837 Tahun 1981 tentang Penetapan Hutan Lindung.

Baca juga: Ketika Ilmu Biologi Bicara Khasanah Budaya Jawa Lewat Keris

Transtoto yang aktif di berbagai LSM Lingkungan ini menilai, SK tersebut sudah usang dan perlunya memanfaatkan teknologi maju dan melemgkapi variabel yang lebih komplit.

Namun, kata dia, setelah 40 tahun ini ternyata perbaikan SK tersebut tidak juga dilakukan, sehingga kawasan hutan lindung dan lahan peruntukan lain banyak yang salah penetapannya.

Transtoto pun telah melakukan kajian bersama para ahli, salah satunya dengan M. Firman Fahada dan Ismugiono rimbawan IPB Bogor untuk wilayah Jawa-Madura (2003).

Mereka membikin peta posisi lahan yang dibuatnya berdasarkan variabel-variabel baru.

Hasilnya menunjukkan dengan jelas bahwa lahan sensitif penyebab bencana di hutan Perhutani hanya sekitar separuh luasnya dibandingkan lahan non kawasan hutan pembuat bencana.

Baca juga: Kisah Dirjen Ali Ghufron Perjuangkan Vaksin Produksi Indonesia sampai Bikin Amerika Keok