Bangun Usaha Bimbel, Alumnus Gizi Kesehatan Ini Tak Ingin Terpaku pada Jurusan Kuliah

625

Baca juga: Produk Merchandise Kafegama DIY Diluncurkan, Hasil Penjualan untuk Kegiatan Sosial

Dalam posisinya ini, Resi perlahan-lahan mulai mempelajari ilmu bisnis secara lebih dalam. Seperti marketing, brand development, dan sebagainya.

Dirasa sudah cukup dengan bekalnya, Resi memutuskan resign dan membuka bisnis.

“Bimbel kami merupakan bimbingan belajar secara privat, baik individu maupun kelompok.”

“Di samping itu bisa dilaksanakan di mana saja tanpa bergantung pada ruang dan waktu, karena KBM dilaksanakan di rumah siswa.”

“Karena terbuka untuk semua jenjang pendidikan, siswa kami terdiri dari berbagai usia, mulai dari usia 5 tahun hingga lansia,” terangnya.

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

Diceritakan oleh Resi, modal yang dikeluarkan sangat sedikit untuk membangun bisnis bimbel ini.

Awal membuka usaha, Resi hanya menggelontorkan uang Rp100 ribu untuk mencetak brosur yang disebarkan kepada masyarakat umum.

Dalam brosur tersebut, Resi tak hanya mempromosikan bimbelnya. Di situ dia tawarkan konsultasi gratis bersama ahli gizi.

Perempuan asal Kudus, Jawa Tengah itu menuturkan, pengalaman keilmuan semasa kuliah tidak akan terbuang sia-sia begitu saja, karena bisa diterapkan kapan saja, bahkan bisa dikombinasikan dengan bidang pekerjaan lain yang sedang dijalani saat ini.

“Jadi, walaupun saya bekerja sebagai edupreneur, ilmu gizi kesehatan saya ini tetap bermanfaat.”

Baca juga: Dirjen Wikan Sakarinto Mengapresiasi Kerja Sama Jawa Tengah dengan Kawasan Industri Kendal