Bagi Ketua KAGAMA Filsafat, Ramadan adalah Titian Menuju Puncak Kesempurnaan Rohani

258

Baca juga: KBRI Beijing Perkuat Pengetahuan Tenaga Medis Covid-19 Indonesia via Seminar bersama Pakar Tiongkok

“Bahkan ibadah di masjid pun terpaksa ‘ditunda’ atau ‘diberhentikan,“ sambung tamatan Filsafat UGM tahun 1979 ini.

Charris bertutur, pageblug membuat manusia semakin memahami bahwa mungkin seperti inilah cara Tuhan mengingatkan umatnya.

Yakni agar manusia meningkatkan kualitas rohani dan kadar kejiwaannya pada Bulan Ramadan.

Sehingga, seiring merapuhnya kondisi jasmani, rohani manusia mengalami peningkatan.

Baca juga: Islam Pernah Dipertimbangkan sebagai Agama Negara di Rusia

Karena itu, Ramadan harus dioptimalkan demi menuju puncak kesempurnaan rohani.

“Andai kita masih dipertemukan dengan Ramadan mendatang, itu berarti tahun depan fisik kita pasti tidak lebih kuat dari tahun ini,” ucap Charris.

“Itu sudah kodrat, sunatullah. Sehingga pada akhir kehidupan saat sakaratul datang, kita berada pada puncak kelemahan jasmani.”

“Namun, di saat itulah kita berada pada puncak kekuatan rohani, puncak ketakwaan, dan puncak kesempurnaan rohani. Saya pikir itu khusnul khatimah,” pungkas pria kelahiran 25 Juli 1952 ini. (Ts/-Th)

Baca juga: Bagaimana Cara Sedekah Mampu Mengubah Taraf Hidup Manusia?