Bagi Ketua KAGAMA Filsafat, Ramadan adalah Titian Menuju Puncak Kesempurnaan Rohani

258

Baca juga: Cara Dubes Kristiarto dan KBRI Canberra Obati Rindu WNI Australia akan Ramadan di Tanah Air

Artinya, semakin manusia mendekati akhir kehidupan, dalam hal ini kematian, semakin lemah pula fisiknya.

Namun, pelemahan kondisi seiring berjalannya waktu tidak berlaku untuk aspek rohani.

Pasalnya, menurut Charris derajat kerohanian bisa ditingkatkan melalui Ramadan yang diberikan Tuhan setiap Tahun.

“Caranya dengan meper kepengenan kadonyan. Yakni memperhitungkan lebih besar mana antara kepentingan keduniawian dengan kepentingan akhirat,” tutur Charris, ayah empat orang anak ini.

Penggagas Pusat Dokumentasi Kotagede (PUSDOK) Jogja ini pun melihat bahwa kualitas keduniawian seseorang ditentukan oleh kualitas kerohaniannya.

Baca juga: Lulusan Hukum UGM Asal Kulon Progo Bakal Diangkat Jadi Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan

Charris mencontohkan, seseorang semestinya tidak hanya melihat uang dari sisi jumlahnya.

Namun, katanya, bagaimana cara uang itu didapatkan. Yaitu apakah uang itu didapat tanpa meninggalkan aspek-aspek kualitas rohani seperti kejujuran, ketakwaan, kebenaran, dan kebaikan?

Charris memandang, inilah hikmah yang harus ditangkap oleh manusia, yang hidup dalam ruang dan waktu. Apalagi, momentum Ramadan terjadi di tengah wabah virus corona.

“Kita harus terus membangun kesadaran. Kebetulan Ramadan tahun ini bebarengan dengan pageblug (pandemi) Covid-19,” ujar Charris.

“Hal ini memaksa kita ‘meninggalkan’ hampir seluruh urusan duniawi.”

Baca juga: Lewat Gerakan #GiziUntukMedis, KAGAMA Muda Sediakan Bantuan Makanan Bagi Tenaga Medis di Tabanan