Bagaimana Mengatur Pola Makan Bergizi dan Seimbang Selama Pandemi?

595

Baca juga: 19 Tahun Jadi Jurnalis, Alumnus Sosiologi UGM Ini Merasa Terbantu dengan Ilmunya Selama Kuliah

Sedangkan untuk sumber protein nabati, masyarakat tidak harus selalu mengonsumsi tahu dan tempe. Tetapi, juga bisa mengonsumsi oncom, kacang hijau, tempe koro, dan sebagainya.

Menuju level paling tinggi dari infografis gizi seimbang, Fasty menuturkan, nutrisi yang berada di level ini boleh dikonsumsi, tetapi porsinya harus dibatasi.

“Di level ini, ada gula, garam, dan minyak. Manusia harus membatasi konsumsi makanan yang mengandung zat-zat tersebut,” jelasnya.

Satu sendok teh minyak goreng diperkirakan mengandung 45 kilo kalori. Bila kita mengonsumsi gorengan secara rutin, maka tidak menutup kemungkinan berat badan akan bertambah, bahkan bisa menyebabkan obesitas dan menyimpan energi lebih banyak daripada kita mengonsumsi karbohidrat.

Demikian juga dengan gula. Standar konsumsi gula setiap di setiap rentang usia, aktivitas, baik laki-laki maupun perempuan berbeda.

Baca juga: Kiat Melunasi Utang di Masa Keuangan yang Sulit

“Misalnya laki-laki usia 46-50 tahun kategori aktivitas sedang. Kebutuhan gulanya maksimal 9 sendok teh dalam sehari,” tuturnya.

Ada lagi perempuan, kategori usia 70-75 tahun dengan aktivitas sedang. Kebutuhan gulanya maksimal 3 sendok teh dalam sehari.

Gula atau glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang konsumsinya harus dibatasi. Jika glukosa tersimpah banyak di dalam tubuh, maka akan gula akan bertransformasi menjadi lemak.

Pemenuhan gizi seimbang, kata Fasty, juga harus dilengkapi dengan perilaku bersih dan hidup sehat. Seperti membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, atau setelah melakukan aktivitas di luar rumah.

Selain itu, juga ditambah dengan kegiatan olahraga, seperti senam, jogging, berenang, dan sebagainya. Fasty menerangkan, kegiatan olahraga berbeda dengan kegiatan fisik lainnya.

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Panen Lele di Kampung Kenangan