Bagaimana Mengatur Pola Makan Bergizi dan Seimbang Selama Pandemi?

595

Baca juga: Keunggulan Program KKN-PPM UGM, Local Genius UGM yang Mengabdi untuk Indonesia Sekaligus Menginspirasi Dunia

Pasalnya, sumber energi otak manusia berasal dari glukosa, yang bisa kita dapatkan dari karbohidrat. Tidak heran, jika orang diet dengan mengurangi kandungan gizi makanan, akan merasa lemas hingga mengalami anemia.

Selain itu, nutrisi makanan yang wajib dipenuhi dalam gizi seimbang yakni vitamin dan mineral, yang bisa ditemui dalam sayur dan buah-buahan.

“Namun, orang kebanyakan malah menjadikan buah sebagai pengganti sayur. Padahal, dalam aturan gizi seimbang konsumsi sayur harus lebih banyak dari buah-buahan,” jelas lulusan Taipei University ini.

Sayuran harus dikonsumsi setidaknya 3-4 porsi dalam sehari, sama dengan makanan yang mengandung karbohidrat.

Sedangkan buah-buahan wajib dikonsumsi 2-3 porsi. Frekuensi konsumsi buah-buahan ini layaknya konsumsi snack.

Baca juga: Mahasiswa Biologi UGM Bicarakan Soal Perubahan Iklim dalam Forum Internasional

“Jadi kalau kita sering sekali mengonsumsi gorengan, martabak manis, dan sebagainya sebagai snack. Baiknya kita gantikan itu dengan buah-buahan,” jelas dosen yang juga bertugas sebagai Expert Board di gizi.go ini.

Makanan selingan atau snack, kata Fasty, juga menunjang adanya gizi seimbang bagi tubuh. Adanya makanan selingan bertujuan agar kita tidak terlalu lapar jelang waktu makan berikutnya.

Misalnya, sehabis sarapan pagi di jam 8, kita dianjurkan untuk makan makanan selingan di jam 9 atau 10, sehingga di jam makan siang kita tidak terlalu lapar dan makan berlebihan.

Di level selanjutnya, kata Fasty, ada makanan sumber protein yang dibagi dua yakni protein hewani dan nabati. Keduanya harus dikonsumsi 2-3 porsi dalam satu kali makan.

Masyarakat tidak harus membeli makanan yang mahal untuk mendapatkan sumber protein hewani. Fasty mengatakan, masyarakat bisa mengonsumsi makanan yang lebih terjangkau harganya, seperti telur ayam karena mengandung sumber protein hewani yang tinggi.

Baca juga: Ketua Dewan Riset Nasional Sebut Alasan Jepang Unggul dalam Inovasi Makanan Lokal