Atasi Banjir, Masyarakat Kota Perlu Lakukan Hal Ini

970
Banjir.(Foto: Tribun Jabar)
Banjir.(Foto: Tribun Jabar)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Menurut Dr.-Ing Agus Maryono, Pakar Hidrologi UGM, selama ini masyarakat kota Jogja cukup tidak adil. Mereka membuat drainase tanpa memikirkan efeknya, sehingga air dibuang ke sungai dan menyebabkan banjir di Bantul.

Hal ini disampaikannya dalam bincang-bincang mengenai Analisis Penyebab Banjir Bandang dan Upaya Pencegahan Terjadinya Banjir Bandang di Ruang Rapat Humas dan Protokoler UGM, Kamis (24/01/2019).

“Mereka butuh oksigen, tapi tidak mau menanam pohon. Sampah juga tidak mau mengelola, sehingga langsung dibuang ke Piyungan,” ungkap Agus.

Dosen Sekolah Vokasi UGM ini menyampaikan bahwa perilaku masyarakat kota tersebut berdampak buruk bagi lingkungan maupun masyarakat di luar wilayah kota.

Maka dari itu, masyarakat kota harus ditanamkan kesadaran berupa City of Catchment, supaya mereka dapat berpikir dan bertindak dengan selayaknya.

Agus mencontohkan dengan kesadaran City of Catchment. Mereka dapat menerapkan sistem drainase yang ramah lingkungan. Sifat drainase tersebut tidak lagi membuang air ke sungai, tetapi dapat menyerap air, sehingga potensi banjir dapat diminimalisir.

Menurutnya, Yogyakarta dapat dijadikan contoh pengelolaan air yang baik karena memiliki lebih dari 20 komunitas yang mengkampanyekan sungai bersih dan menggiatkan gerakan sungai dengan gencar, meskipun belum banyak memperhatikan drainase.

Pihak yang berkontribusi untuk meminimalkan potensi banjir tidak hanya dari komunitas, masyarakat, dan pemerintah saja, tetapi juga harus didukung oleh universitas.

“Kalau mahasiswa diberdayakan untuk menanam pohon setiap tahunnya, maka Kota Yogyakarta bisa hijau sekali,” pungkas Agus.(Tita)