Arif Wibowo Ukir Pengalaman Menyenangkan di Bidang Pertanian Sejak Mahasiswa

1307

Baca juga: Falsafah Jawa dalam Menari Jadi Senjata Dubes Kenssy Berdiplomasi

Menekuni Hama dan Penyakit Tanaman

Sejauh ini, menekuni bidang HPT cukup menantang bagi Arif.

Diakui Arif, sejujurnya dia tidak terlalu gemar dengan kegiatan memupuk dan menanam, sehingga penelitiannya lebih banyak berhubungan dengan mikro organisme, seperti jamur dan bakteri.

“Kebetulan masalah di bidang hama dan penyakit tumbuhan itu banyak sekali. Jadi, Saya merasa senang dan tertantang di situ untuk mencoba memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan hama dan penyakit tumbuhan,” jelasnya.

Menurut pengalamannya selama KKN, yang menjadi persoalan bagi petani kebanyakan justru bukan dari segi budidaya, tetapi hama dan penyakit.

Untuk itu, persoalan ini membuka peluang penelitian lebih luas bagi HPT guna menyelesaikan persoalan pertanian di Indonesia, terutama terkait masalah hama dan penyakit tumbuhan.

Dosen yang saat ini menjabat sebagai Kaprodi S1 Proteksi Tanaman ini menempuh pendidikan doktornya di prodi  S3 Ilmu Pertanian UGM pada 2005.

“Saya kuliah lumayan lama, lulus baru 2011. Waktu itu memang belum menjabat, tapi kegiatan juga sudah banyak. Bukan kerja yang jadi sambilan, tapi kelihatannya malah sekolah Saya yang jadi sambilan,” ungkapnya dengan gelak tawa.

Baca juga: Menguak Rahasia Kebahagiaan Masyarakat Miskin Pesisir

Mahasiswanya Sukses Berkarier dan Ingat Dosen Jadi Kebahagiaan Tersendiri

Nikmat bekerja sebagai akademisi Arif rasakan, bila mahasiswa yang dibimbingnya menghargai dan masih mengingat jasa-jasa pembimbingnya.

Apalagi jika mahasiswanya di masa depan mendapatkan karier yang bagus, ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Arif.

“Sudah sukses kemudian mereka mengenal kita sebagai pembimbingnya. Ya itu alhamdulillah sekali, berarti apa yang kita berikan nggak sia-sia,” ujarnya.

Arif saat ini sibuk dan hanya fokus pada pekerjaannya sebagai akademisi.

Selain, menjalankan amanahnya sebagai kaprodi, Arif juga banyak melakukan penelitian.

Di luar itu, Arif menyempatkan diri untuk melakoni hobinya bermain tenis lapangan bersama kawan- kawan pensiunan di kampungnya.

Sementara itu, menyandang guru besar merupakan pencapaian tertinggi seorang dosen.

Arif saat ini sedang mempersiapkan diri ke tingkat itu dengan perlahan.

“Semua Saya jalani dengan mengalir saja. Lillahi Ta’ala, semua Saya lakukan untuk ibadah,” pungkas Arif mengutarakan prinsip hidupnya. (Kinanthi)

Baca juga: Remote Working Beri Keuntungan Bagi Pekerja dengan Mobilitas Tinggi