Baca juga: Ketua UKM Pencak Silat, Isfi: Gelanggang Tidak Pernah Tidur
“Saya buka usaha angkringan sebelum tahun 1992 itu sebetulnya. Waktu bujang jualan di Jakarta 7 tahun. Tapi nggak cocok, terus akhirnya jualan di sini mulai tahun 1992. Alhamdulillah lancar,” ujarnya.
Pria kelahiran 1959 ini menuturkan usaha angkringannya di awal-awal sepi.
Dari semua makanan yang dijual, paling hanya setengahnya yang terjual.
Saat ini lumayan ramai, karena terkenal enak dan murah harganya.
Baca juga: Kala Gelanggang Lengang
Panut bercerita, ia tidak berjualan sendiri. Ia dibantu istri, anak, dan dua orang yang membantunya.
Istrinya berjualan mulai pukul 10.00-16.00 WIB. Sementara Panut berjualan dari pukul 16.00-00.00 WIB.
Semua makanan yang Panut jual dibuat sendiri bersama keluarga dan dua orang yang membantunya itu.
Persiapan untuk jualan, kata Panut, setiap harinya sudah dimulai sejak pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Tipe Pemimpin Organisasi yang Tidak Disukai Anggotanya