Andang Widi Harto: Energi Nuklir Juga Bisa Merakyat

1829

Baca juga: Alumnus Terbaik FISIPOL UGM Ini Pilih Menganggur Dulu Usai Wisuda

“Saya pernah kos di Sendowo dulu. Saya aktif dan jadi pengurus di masjid dekat situ, sempat tinggal di masjid juga. Dari semester 4 sampai lulus. Lebih lama berkegiatan di sini dari pada menjadi tutor dari rumah ke rumah itu,” ungkapnya.

Sumber pembiayaan hidup Andang tidak hanya bergantung pada kiriman dari orang tua.

Selain bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku, Andang juga mengajukan beasiswa untuk meringankan biaya kuliahnya.

Ia mendapat beasiswa pendidikan dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

“Penerima beasiswa sebetulnya juga punya peluang untuk kerja di BATAN. Namun, saya lebih memilih menjadi dosen. Setelah lulus S1, Saya langsung menjadi asisten dosen di sini. Sudah diminta oleh Jurusan waktu itu,” ujar Andang.

Baca juga: Bandara YIA Rampung Akhir Tahun, Presiden Berharap Kunjungan Wisman ke DIY dan Sekitarnya Meningkat

Ia kemudian menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Andang menamatkan pendidikan S2 dan S3 nya di UGM.

Sebelumnya Andang berniat melanjutkan studi S3 di Kanada.

Dikatakan oleh Andang, ia ingin melakukan riset tentang pengembangan desain reaktor nuklir di Kanada, sekaligus melanjutkan studi di sana.

Namun, karena kondisi politik pada waktu itu tidak memungkinkan, terutama adanya krisis moneter tahun 1997 yang membuat pemerintah menunda pengembangan high technology.

Andang akhirnya membawa riset tersebut ke Indonesia dan melanjutkan studi S3-nya di prodi Ilmu Nuklir UGM.

Baca juga: Rimawan Pradiptyo, Ekonom UGM yang Membawa Ilmu Experimental Economics ke Indonesia