Aminoto Meninggal, Sosok Sederhana dan Njawani dari Kulonprogo

2722

Baca juga: Purwanto yang Bijak dan Meneduhkan Telah Tutup Usia

Ia masih ingat Amintono sebagai sosok yang rajin saat latihan dan menghafal naskah pementasan ketoprak.

“Pas lakon Arok-Dedes. Beliau menjadi Akuwu Tunggul Ametung. Saya jadi Empu Gandring. Tidak pernah satu adegan, tetapi selalu ketemu setiap latihan. Beliau termasuk rajin latihan dan menghapal naskah. Adegan beliau termasuk inti, karena dibunuh oleh Arok ketika sedang tidur,” kenang Sindung.

Menurut Sindung, dalam kesehariannnya ia sering berjumpa dengan Aminoto karena kebetulan kantor yang ia tempati di Direktorat Kemahasiswaan bertepatan dengan Hukor UGM yang Aminoto pimpin.

“Di luar ketoprak, kadang-kadang kita sering ketemu, karena kerja di gedung yang sama. Kantor Pusat. Beliau di Hukor dan saya di Ditmawa. Beliau juga aktif di beberapa komunitas. Salah satunya komunitas kuliner. Pertemuan terakhir di kafe Wisdom Park, 10 Juli lalu,” ujar Sindung.

Baca juga: Mengenang Almarhum Sutopo Saat Kuliah di Kampus Kerakyatan

Tak hanya Sindung, Vina Hardyana Infantri salah satu mahasiswa sekaligus rekan kerja Aminoto turut merasakan kehilangan yang mendalam.

Kepada KAGAMA Vina menceritakan momen pertama kali bertemu dengan Aminoto.

Pertemuan Vina dengan Aminoto yang paling berkesan yakni ketika di kelas perkuliahan.

“Paling berkesan saat 2009 diajar terkait Perancangan Peraturan Perundang-undangan, karena beliau dosen jurusan/konsentrasi hukum tata negara. Pertemuan pertama beliau memperkenalkan diri dengan cara yang menarik, kepribadian beliau njawani (orang jawa) banget,” ujar Vina pada KAGAMA.

Sejak 2015 Vina bekerja di Hukor, kebetulan ketika itu Aminoto sudah menjabat sebagai pimpinan Hukor.

Baca juga: Almarhum Bondan Gunawan di Mata Dosen dan Sahabatnya

“Setiap pagi atau saat datang ke kantor selalu datang ke meja kami sambil menyapa dan menyalami kami satu persatu. Orangnya low profile banget. Merakyat banget, meskipun beliau seorang pejabat,” kenang Vina atas kesederhanaan Aminoto.

Aminoto meninggal di rumah sakit Bethesda Yogyakarta dan dimakamkan di Makam Ngrojo, Kembang, Nanggulan Kulonprogo pada Senin (15/7/2019) pukul 13.00 WIB. Ia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Dalam prosesi pemakamannya turut dihadiri Dekan Fakultas Hukum UGM Prof. Dr. Sigit Riyanto, S.H., LL.M, dan banyak dihadiri oleh koleganya selama mengabdi UGM.

Kesederhanaan dan pengabdiannya pada UGM akan selalu menjadi panutan bagi seluruh keluarga besar Universitas Gadjah Mada.(Thovan)

Baca juga: Mengenang Tony Prasetiantono, Sang Jazzer Sejati