Alumnus Sosiologi UGM Ini Jadi IRT yang Sukses Kembangkan Kopi Baringga

1622

Baca juga: Kuliner Halal Jadi Tantangan dalam Pengembangan Pariwisata DIY

Kenangan Sop SGPC Setelah Belajar Keras

Alumnus jurusan Sosiologi UGM angkatan 1990 ini, semasa kuliah berusaha tekun dan menikmati masa-masa mahasiswanya.

Setiap selesai kuliah sesi pagi, Yanti tak pernah absen menikmati mendoan dan es dawet di kantin FISIPOL, sembari menunggu sesi kuliah berikutnya.

Pempuan asal Yogyakarta ini biasa berjalan kaki, kadang mengendarai motor sepulang kuliah.

Saat perjalanan itu, tiada habis cerita yang dia bagikan bersama kawannya.

Layaknya mahasiswa lain, Yanti bersama kawannya di masa-masa ujian, rajin ke perpustakaan atau sesekali mampir ke salah satu toko buku untuk sekadar membaca.

Sebagai obat penunda lapar setelah belajar keras, Yanti dan kawannya menyantap sop di warung SGPC dekat UGM sepulang dari kampus.

Yanti aktif dalam kegiatan di lingkungan kelompok tani dan pengembangan UMKM. Foto: Istimewa
Yanti aktif dalam kegiatan di lingkungan kelompok tani dan pengembangan UMKM. Foto: Istimewa

Nasib Buruk Berbuah Keberuntungan

Masa kuliah Yanti bisa dibilang diselimuti suka dan duka.

Selain menikmati keseruan selama mengarungi kehidupan mahasiswa, dia pun pernah alami kesialan, terutama ketika Yanti lupa mengikuti ujian.

Nilai mata kuliahnya keluar tak sesuai harapan, alhasil dengan berat hati dia harus mengulang mata kuliah itu.

Nasib kurang baik, juga kembali dialami Yanti, ketika mengikuti salah satu kuliah Sosiologi Kriminal yang diampu oleh Prof. Dr. Sunyoto Usman, M.A.

Karena jumlah kehadiran kuliahnya tak memenuhi ketentuan, Yanti harus menjalani hukuman.

“Saat itu Saya mendapat hukuman berupa tugas penelitian dan dokumentasi di daerah prostitusi,” jelas Yanti.

Namun, nasib kurang baik itu berbuah keberuntungan, karena tugas hukuman yang dia kerjakan memperoleh nilai sempurna, sehingga Yanti tidak perlu mengikuti ujian tertulis.

Baca juga: Pariwisata Berbasis Budaya di DIY Belum Sepenuhnya Terwujud, Ini Kendala dan Strateginya

Sri Rahayu Sumarah Sang Inpirator

Selama menempuh studi, Yanti begitu terkesan dengan dosennya Dra. Sri Rahayu Sumarah SU.

“Beliau seorang dosen yang baik, keibuan sekali. Segala sesuatunya dibuat gampang saja. Sosok dosen yang tidak menakutkan bagi mahasiswa yang akan menghadap,” ungkap Yanti.

Berkat sang inspirator, Yanti selalu menanggapi segala sesuatunya dengan berpikir sederhana.

Dia juga berusaha menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.

Ketika ditanya soal keaktifan dalam kegiatan non akademik, Yanti mengaku tidak terlalu aktif berorganisasi.

Kondisi Ayahnya yang sedang sakit kala itu, membuat Yanti banyak mengesampingkan kegiatan di luar kampus untuk merawat Ayahnya. (Kinanthi)

Baca juga: Ritual Ini Membuatmu Terhindar dari Ketindihan Saat Tidur